Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) dan MontD’or Oil Tungkal Limited (MOTL) bekerja sama untuk menjajaki potensi pemanfaatan gas bumi dari Blok Tungkal, Jambi.
Adapun, MontD'Or Oil Tungkal Ltd. merupakan salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Minyak dan Gas Bumi yang mengelola Blok Tungkal. Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) untuk kerja sama pemanfaatan Blok atau Wilayah Kerja (WK) Tungkal sebagai sumber pasokan gas pipa dilaksanakan oleh Direktur Komersial PGN Ratih Esti Prihatini dan General Manager MOTL Hendra Jaya, pada Jumat, (9/5/2025). Ratih mengatakan, hal ini dilakukan sebagai upaya memperkuat ketersediaan pasokan gas bumi bagi pelanggan di seluruh sektor.
PGN juga menjalin komunikasi dengan pemerintah agar mendapatkan solusi terbaik dalam pemanfaatan WK Tungkal yang dikelola oleh MOTL. Adapun perkiraan volume potensial yang dapat dikelola dari Blok Tungkal sekitar 3 juta kaki kubik standar per hari (MMscfd)—8 MMscfd. Menurut Ratih, lokasi WK Tungkal yang berada di Jambi memungkinkan untuk dihubungkan dengan infrastruktur PGN yang telah tersedia di Pulau Sumatra.
"Skema penyaluran gas seperti detail teknis, komersial beserta tindakan lainnya, akan dikoordinasikan lebih lanjut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,” jelas Ratih melalui keterangan resmi dikutip Sabtu (10/5/2025).
Dia pun menegaskan komitmen PGN untuk aktif dalam memperkuat pasokan gas bumi domestik dengan mendatangkan pasokan dari berbagai sumber gas pipa maupun nonpipa berupa LNG. Menurut Ratih, langkah ini dilakukan dalam rangka memastikan keberlanjutan pasokan gas bumi terus terjaga, khususnya untuk mendukung daya saing industri nasional.
Potensi Kekurangan Gas
Baca Juga
Kepastian pasokan menjadi fokus PGN sejalan dengan proyeksi kekurangan pasokan gas di Jawa Barat hingga Sumatra bagian utara mulai 2025 sampai 2035. Bahkan, penurunan pasokan itu akan terjadi lebih dalam mulai 2028. Khusus di Sumatra Utara, dproyeksi mengalami kekurangan pasokan hingga 96 MMscfd.
Direktur Utama PGN Arief S. Handoko mengungkapkan, kondisi kekurangan pasokan gas bakal merambah ke wilayah lain mulai 2035. Wilayah itu seperti Sumatra bagian selatan dan tengah hingga Jawa bagian barat serta Lampung.
“Profil gas balance PGN periode 2025 sampai 2035 mengalami tren penurunan. Di sini yang akan sedikit lebih mengkhawatirkan di mana sejak 2025 short dari gas balance kita, dari 2025 sampai ke 2035 itu shortage-nya membesar sampai minus 513 [MMscfd],” dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XII DPR RI, Senin (28/4/2025).
Menurutnya, penurunan pasokan gas itu terjadi lantaran penurunan produksi blok migas secara alami dan belum ditemukannya sumber gas baru.
"Ini dipengaruhi atau disebabkan utamanya karena penurunan natural atau natural declining dari pemasok yang belum dapat diimbangi dengan temuan cadangan dan produksi dari lapangan gas bumi baru,” katanya.