Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Upah Terlalu Tinggi, Investor Mulai Angkat Kaki

Tingginya upah minimum di beberapa kawasan industri mengakibatkan sejumlah investor mulai angkat kaki dari Indonesia.
Foto ilustrasi sebuah kawasan industri. /
Foto ilustrasi sebuah kawasan industri. /

Bisnis.com, JAKARTA -- Tingginya upah minimum di beberapa kawasan industri mengakibatkan sejumlah investor mulai angkat kaki dari Indonesia.

Han, salah seorang investor industri padat karya asal Korea Selatan, menilai relokasi pabrik adalah konsekuensi paling masuk akal bagi pengusaha.

“Perusahaan saya di Bogor. Bogor bagus padat karyanya. Tapi karena tidak didukung, akhirnya pindah ke luar negeri dan Jawa Tengah,” ujarnya, Jumat (2/1/2015).

Menurut Han, pemerintah daerah memiliki peran vital dalam industri padat karya. Investor, sambungnya, butuh jaminan dari pemerintah daerah agar industri yang dijalankan bisa berjalan kondusif dan menyerap banyak tenaga kerja.

“Bagaimana mau investasi ke Indonesia kalau pemerintah daerahnya seperti ini. Apa investor bisa percaya? Kami akan bertahan sampai 2015 di Indonesia. Kalau untuk 2016 sepertinya sudah tidak bisa.”

Ketua Apindo Hariyadi Sukamdani menambahkan, sejumlah pengusaha juga telah melakukan relokasi pabrik di kawasan lain yang menetapkan upah minimum lebih rendah seperti di Jawa Tengah atau bahkan di luar negeri.

Negara lain seperti Vietnam dan Myanmar diincar oleh pengusaha Tanah Air karena tenaga kerja di sana lebih memiliki produktivitas dengan memberlakukan 48 jam kerja selama seminggu, sementara Indonesia hanya menerapkan 40 jam kerja.

“Data yang kami terima sejumlah perusahaan Tangerang telah pindah ke Jawa Tengah. Selain Jawa Tengah, Vietnam dan Myanmar juga bagus. Selain pekerjanya produktif, pemerintah di negara itu juga menjamin kelancaran bahan baku dan energi, dan itu lebih murah.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Tegar Arief
Editor : Setyardi Widodo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper