Bisnis.com, JAKARTA - Kendati daya beli masyarakat turun akibat naiknya harga bahan bakar minyak (BBM), peritel tetap memanfaatkan momentum Natal dan Tahun baru untuk mendapatkan keuntungan. Mereka berlomba memberikan serangkaian promo diskon dan harga khusus demi menarik minat konsumen berbelanja.
Wakil Sekertaris Jenderal Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) Satria Hamid menjelaskan program promo diskon dan harga khusus masih menjadi strategi utama yang dilakukan oleh para peritel mendekati akhir tahun.
"Diskon yang diberikan bervariasi, mulai dari 20%--70%. Peritel memberikan harga khusus untuk produk baru [new arrival]," ujarnya kepada Bisnis.com, Jumat (26/12/2014).
Selain diskon besar-besaran, dia menambahkan peritel juga menggelar program belanja hingga tengah malam (midnite sale). Perode midnite sale biasaya dilakukan lima hari sebelum Natal hingga ke Tahun Baru. Bahkan, ada beberapa peritel melakukan terobosan promo diskon khusus dipergantian malam Tahun Baru.
"Kami memberikan diskon untuk hampir semua produk. Baik produk makanan dan nonmakanan seperti fesyen, elektonik, gadget, alat rumah tangga, serta furniture," papar Satria.
Kendati demikian, dia memprediksi pendapatan peritel tahun ini tidak sebesar tahun lalu. Hal ini terjadi karena beberapa faktor, yaitu kenaikan BBM, tarif dasar listrik, dan upah minimum provinsi (UMP).
Karena itu, dia mengimbau peritel agar memanfaatkan momen Natal dan Tahun Baru untuk meningkatkan penjualan dan menjaring konsumen sebanyak-banyaknya.
"Target kami sangat konservatif mengingat pertumbuhan ritel melambat di 2014 ini. Target untuk natal dan tahun baru kami harapkan dapat tumbuh dikisaran 7%. Harapan memang tinggal saat ini untuk mengejar sales sebelum tutup tahun," katanya.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Handaka Santosa menuturkan target penjualan ritel akhir tahun ini tidak setinggi periode sebelumnya. Hal ini terjadi lantaran konsumen harus membayar tingginya biaya angsuran karena kenaikan bunga pinjaman bank. "Pengaruh kenaikan BBM pasti ada. Saya pikir lebih besar pengaruh akibat naiknya angsuran kendaraan bermotor, rumah, atau apartemen," ujar Handaka.
Namun, dia mengatakan peritel akan menggelar berbagai promosi dan diskon khusus untuk meningkatkan pendapatan hingga akhir tahun. Selain diskon, peritel juga menawarkan bonus spesial (special gift) untuk pembelian dalam jumlah tertentu.
"Ada juga pusat perbelanjaan mendukung para peritel yang ada di dalam dengan mengadakan undian [lucky draw]," paparnya.
Commercial and Investor Relations Director PT Electronic City Indonesia Tbk. Ferry Wiraatmadja mengatakan pendapatan perusahaan kala momen Natal dan Tahun Baru bekontribusi hingga 25% dari total omzet perusahaan.
Terkait naiknya biaya produksi, dia mengatakan hal itu tidak membawa dampak signifikan karena masyarakat saat ini menganggap barang elektronik sebagai salah satu kebutuhan primer.
"Penjualan saat Natal dan Tahun Baru paling tinggi sepanjang tahun. Disusul oleh momentum Lebaran. Konsumen mencari barang elektronik, misalnya televisi, lemari es, hingga mesin cuci," imbuhnya.
Berdasarkan data Aprindo, target pertumbuhan ritel pada 2014 sebesar 15% atau di kisaran Rp175 triliun berpeluang meleset. Aprindo menaksir pendapatan ritel hanya tumbuh 10% atau di kisaran Rp168 triliun.