Bisnis.com, JAKARTA - Potensi logistik daerah perbatasan perlu didorong dengan membangun industri sesuai dengan komoditas unggulan. Untuk itu, pemerintah pusat perlu menarik investasi pembangunan di wilayah tersebut.
Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan selain daerah-daerah yang telah maju, wilayah perbatasan memiliki potensi untuk mengamankan jalur distribusi logistik domestik dalam negeri ataupun melakukan ekspor hasil produk ke negara tetangga. Untuk itu, salah satu fokus pemerintah adalah membangun pabrik dan infrastruktur di wilayah tersebut.
"Bagaimana akan membangun pabrik kalau infrastruktur tidak baik," ujarnya, Kamis (25/12/2014).
Menurut dia, pengklasteran komoditas antardaerah sudah tercakup pada konsep sistem logistik nasional (Sislognas).
Konsep tersebut, katanya, memuat 6 klaster komoditas unggulan dari masing-masing daerah. Untuk itu, gagasan yang lahir pada masa pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) tersebut harus tetap dipertahankan oleh pemerintah saat ini, dengan catatan adanya perbaikan pada tatanan implementasi.
Selain itu, pemerintah juga perlu menentukan kementerian mana yang menjadi penggerak utama pertumbuhan industri dan aktivitas ekonomi di daerah. Dia mengusulkan, leading sector itu diserahkan kepada Kementerian Perdagangan atau Kementerian Perhubungan, mengingat kedua intansi itu merupakan kementerian teknis.
Pada sisi lain, dia mengapresiasi langkah para pemimpin daerah yang telah berkomitmen membangun jalur logistik domestik yang baik. Hanya saja, Pemda perlu membandingan antara kebutuhan dan ketersediaan di daerah, khususnya pangan.
Dia mencontohkan, harga cabe di Lembang, Bandung, Jawa Barat, lebih murah ketimbang daerah di Sumatra, maka untuk memenuhi kebutuhan cabe DKI Jakarta, sebaiknya Pemprov DKI mengambilnya dari Lembang. Dengan demikian, harga cabe di Ibu Kota akan lebih kompetitif.
Kerja sama antardaerah seperti itu juga akan memberikan dampak lanjutan lain, salah satunya adalah penyerapan tenaga kerja dan menekan ketergantungan impor. "Dampaknya bagus bagi wilayah pengirim dan penerima barang."