Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERTUMBUHAN MANUFAKTUR 2015: Banyak Investasi Akan Masuk, Tapi Cuma Ditarget 6%

Kementerian Perindustrian memproyeksikan sektor manufaktur mampu tumbuh 6% pada tahun depan.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian memproyeksikan sektor manufaktur mampu tumbuh 6% pada tahun depan.

Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Harjanto menyatakan sebetulnya dia berharap manufaktur mampu tumbuh lebih tinggi dari itu. Untuk mencapai pertumbuhan di atas 6% harus bisa menarik realisasi investasi-investasi skala besar pada tahun depan.

"Investasi yang mau masuk itu sebetulnya banyak sekali, seperti smelter tapi kita harus atasi dulu berbagai dualisme perizinan industri, mungkin banyak ketentuan-ketentuan yang memberatkan investor seperti tentang divestasi," ucap Harjanto, di Jakarta, Senin (22/12/2014).

Pendelegasian perizinan investasi di sektor industri pengolahan nonmigas kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) diharapkan bisa merangsang minat investasi lebih tinggi karena perizinan lebih mudah. Selain kemudahan perizinan selanjutnya perlu didorong peningkatan penggunaan produksi dalam negeri oleh para investor yang masuk sembari mengontrol impornya.

Untuk target pertumbuhan manufaktur pada tahun ini diperkirakan lebih kecil dibandingkan prognosis tahun depan, hanya 5%. Tapi yang pasti baik tahun ini maupun pada 2015 cabang industri andalan tetap pada tekstil dan aneka.

"Tahun depan padat karya masih ada lah yang minat, seperti ke tekstil d an aneka. Dari dulu sektor ini yang paling stabil dan tidak pernah defisit neraca perdagangannya," ucap dia.

Sepanjang tahun ini Kemenperin memberikan bantuan potongan harga dalam program restrukturisasi mesin industri tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki dan penyamakan kulit sebanyak 12 perusahaan dengan nilai bantuan Rp94,22 miliar yang mendorong investasi Rp2,28 triliun. Selain itu sejumlah 58 perusahaan TPT, alas kakÍ, dan penyamakan kulit sedang dalam daftar tunggu pesarta restrukturisasi dengan perkiraan nilai bantuan Rp77,5 miliar.

Sementara dari bidang industri aneka Kemenperin menilai salah satu produk yang berdaya saing di dalam maupun luar negeri adalah keramik. Produk ini sekarang masih lebih banyak diserap di dalam negeri.

"Keramik kita sudah menjadi tuan rumah di negeri sendiri, untuk hadapi MEA saingan kita hanya China dan India, di Asean saingan kita tak banyak," ucap Harjanto.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper