Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KBRI Di Myanmar Jajaki Kerjasama Invstasi

Kedutaan Besar Republik Indonesia di Myanmar gencar menjajaki peluang kerjasama investasi antara perusahaan dari kedua negara.
Presiden Jokowi dan  Presiden Republik Uni Myanmar U Thein./Kemlu.go.id
Presiden Jokowi dan Presiden Republik Uni Myanmar U Thein./Kemlu.go.id

Bisnis.com, JAKARTA - Kedutaan Besar Republik Indonesia di Myanmar gencar menjajaki peluang kerjasama investasi antara perusahaan dari kedua negara. 

Duta Besar Indonesia untuk Myanmar Ito Sumardi mempertemukan para pengusaha Indonesia dengan pengusaha Myanmar guna menjalin hubungan bisnis dalam acara Business Matching dalam rangka perayaan 65 tahun hubungan bilateral Indonesia Myanmar, di Yangon Myanmar Kamis (18/11).
 
Hadir Vice President Badan Penanaman Investasi Myanmar, Zaw Min Win, 100 orang pengusaha Myanmar yang berasal dari 58 perusahaan, sejumlah perusahaan BUMN dan sedikitnya 15 perusahaan Indonesia yang berdomisili di Myanmar maupun yang datang langsung dari Indonesia. 
 
"Diharapkan dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat mendorong peningkatan kerjasama kedua negara di bidang ekonomi terutama perdagangan dan investasi, ujar Ito dalam rilis yang diterima Bisnis.com, Minggu (21/12/2014).
 
Ito menambahkan, kerjasama investasi Indonesia di Myanmar dinilai masih rendah padahal masih banyak sektor yang bisa dikembangkan oleh perusahaan Indonesia. Saat ini investasi pengusaha Indonesia di Myanmar baru mencapai US$600 juta
 
"Pada 2016 kami targetkan dapat mencapai US$1 miliar dan saya sangat optimis setelah pertemuan tadi, karena sudah ada beberapa perusahaan Indonesia yang akan bekerjasama dengan perusahaan di Myanmar," ujarnya.
 
Ito menambahkan, Myanmar memiliki banyak potensi dan peluang besar di sejumlah sektor seperti infrastruktur, konstruksi, telekomunikasi, pertambangan dan energi, industri, pertanian, dan lainnya. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh investor dari Indonesia dapat untuk mengembangkan usahanya di Myanmar.
 
"Kekayaan alam disini luar biasa dan belum terolah secara optimal, selain itu Myanmar mempunyai peraturan pajak yang sangat menarik yang sangat menguntungkan bagi pengusaha, tidak ada masalah pertanahan karena tanah dikuasai oleh pemerintah dan mereka juga mempunyai regulasi yang mengatakan tidak akan ada nasionalisasi," jelas ujar Mantan Kabareskrim berpangkat Komjen tersebut.
 
Sebelumnya, kerjasama dua negara dilakukan pada Oktober 2014 yang menyepakati pembebasan visa bagi pemegang paspor biasa. Kesepakatan itu ditandai penandatanganan kesepakatan oleh Menlu Marty Natalegawa dan Menlu Myanmar U Wunna Maung Lwin di sela-sela KTT ASEAN ke-24 di Myanmar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper