Bisnis.com, PEKANBARU—Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp dan Kertas (RAPP) Kusnan Rahmin mengatakan, pihaknya sangat terbuka untuk menerima masukan dan berbagi praktek terbaik (best practises) dengan semua pihak termasuk perguran tinggi untuk memajukan industri kehutanan nasional.
"Ini merupakan bagian dari keterbukaan informasi untuk transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi kehutanan kepada mahasiswa kehutanan terutama dalam pengelolaan hutan lestari,” kata Kusnan melali keterangan tertulis, (21/12).
Kusnan menyebutkan RAPP memiliki pusat pembelajaran yang terbuka bagi mahasiswa dari PT di dalam dan luar negeri. Pihaknya sudah berbagi praktek terbaik dengan mahasiswa S2 dari Jepang, Malaysia, Mongolia untuk pengelolaan lahan gambut lestari termasuk belajar teknologi pembibitan, teknologi pengelolaan tata air di lahan gambut hingga program restorasi ekosistem.
Adapun Sekjen Himpunan Mahasiswa Kehutanan seluruh Indonesia (Sylva) Ahmad Arief Hilman mengharapkan pemerintah perlu mendorong industri kehutanan agar tetap berkembang paska penggabungan dengan Kementerian Lingkungan Hidup. Dukungan pemerintah sangat penting untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif agar tercipta percepatan penambahan tenaga kerja di sektor ini.
Menurut Hilman, hingga kini, peluang kerja di sektor kehutanan semakin sempit akibat stagnansi berkepanjangan pada industri ini. Saat ini, hanya sekitar 30% dari 5.000 lulusan S2 perguruan tinggi yang berhasil ditampung dunia usaha di sektor kehutanan dan pemerintahan.
Seharusnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 6% sejak empat tahun terakhir berdampak positif terhadap kehidupan masyarakat, salah satunya, penciptaan lapangan pekerjaan. “Sayangnya, stagnansi di sektor kehutanan terutama akibat maraknya kampanye hitam dari sejumlah pihak yang tidak bertanggung jawab seperti NGO asing yang mengakibatkan peluang kerja bagi para lulusan fakultas kehutanan semakin sempit dan tidak kompetitif,” kata Hilman.