Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Ayam Olahan Perlu Genjot Ekspor

Kalangan pengusaha perunggasan dinilai perlu menggenjot ekspor ayam olahan seiring masih minimnya pelaku usaha di sektor tersebut.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, BOGOR--Kalangan pengusaha perunggasan dinilai perlu menggenjot ekspor ayam olahan seiring masih minimnya pelaku usaha di sektor tersebut.

Ketua Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas Indonesia Achmad Dawami berpendapat eksportir ayam olahan masih bisa dihitung jari, lantaran banyak pengusaha yang bergerak di sektor tersebut belum memiliki kriteria mumpuni.

"Sejauh ini perusahaan-perusahaan yang mengekspor ayam olahan masih di bawah lima perusahaan. Sementara perusahaan perunggasan menengah kecil belum ada yang mengekspor," paparnya, Rabu (17/12).

Menurut Achmad, perusahaan pengekspor ayam olahan dituntut memiliki kriteria yang sesuai dengan negara tujuan ekspor. Saat ini, negara Jepang menjadi salah satu peminat hasil ayam olahan dari Indonesia.

Achmad menuturkan sebagai negara tujuan ekspor, Jepang sangat selektif dengan memberikan beberapa persyaratan, antara lain food security, kesehatan ayam, hingga kondisi kebersihan kandang.

"Setiap negara tujuan ekspor ayam olahan memang meminta produknya benar-benar higienis dan sehat. Apalagi Jepang, sebagai negara maju, para penduduknya sangat selektif terhadap makanan," ungkapnya.

Oleh karena itu, pihaknya berharap para pelaku industri perunggasan bisa menerapkan manajemen dan disiplin yang memenuhi kriteria ekspor. Hal tersebut, katanya, akan bermanfaat bagi semua pihak, baik untuk perusahaan, konsumen domestik hingga pasar ekspor.

Achmad memberi contoh, perusahaan ayam olahan bisa menerapkan disiplin kerja pada masing-masing perusahaan, mulai dari menjaga kebersihan pabrik, kesehatan pegawai sampai membenahi prosedur pemeliharaan ayam.

"Apabila setiap perusahaan ayam olahan menerapkan disiplin kerja dengan manajemen yang sehat, praktis produk yang dihasilkan akan sehat dan banyak dilirik pasar, dan itu tidak akan memakan dana besar," ujarnya.

Ketua Umum Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas Kris Santono mengatakan potensi perusahaan ayam olahan untuk melakukan ekspor cukup besar. Hanya saja kebanyakan dari perusahaan-perusahaan tersebut belum memenuhi syarat buyer negara tujuan eskpor.

Pihaknya mengakui bahwa ekspor ayam olahan dari Indonesia masih minim. Akan tetapi, pihaknya optimis mulai tahun depan, seiring pasar bebas Asean diberlakukan, produk ayam olahan yang dihasilkan perusahaan-perusahaan Tanah Air akan siap bersaing.

"Ekspor ayam olahan selama ini kan dilakukan oleh para perusahaan besar. Saya kira potensi perusahaan lain banyak yang siap ekspor, hanya saja yang memenuhi syarat dari buyer asing masih sedikit," ungkapnya.

Don Utoyo, Ketua Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia mengklaim pemerintah telah pro aktif membukakan pintu masuk ekspor ayam olahan ke Jepang dengan respons positif dari negeri Sakura tersebut.

Padahal, kata Don, Jepang merupakan negara yang menerapkan spesifikasi teknis dan security SPS (Sanitary & Phyto-Sanitary) cukup ketat. Jepang, lanjutnya sudah mengirim tim assessor dan memberi catatan perbaikan pada processing plant di Indonesia.

Setalah itu, katanya, produk yang telah diekspor ke Jepang tersebut harus melalui promosi dengan banyak pesaing untuk mengisi peluang pasar di antara produk-produk yang sudah lebih dulu eksis.

"Ini akan memakan waktu lama. Oleh karena itu kami berharap agar pemerintah terus mengawal ekspor ayam olahan ini, bahkan kalau perlu merintis lagi pintu masuk ke negara-negara lain seperti Singapura, Malaysia, Hongkong dan lainnya," ungkap Don.

Roy Heru, President PT So Good Food Manufacturing, salah satu pengekspor ayam olahan dengan merek So Good memaparkan pihaknya sudah memiliki prosedur baku dengan pihak buyer Jepang.

Menurut Roy, perusahaannya sudah melakukan pengetatan kualitas produksi agar bisa memenuhi persyaratan ekspor ayam olahan So Good dengan mengikuti peraturan yang telah ditetapkan pihak buyer.

"Rencananya untuk ekspor sendiri akan dilakukan pada 2015. Ekspor ayam olahan ini sudah dijajaki perusahaan dengan pihak buyer Jepang jauh sebelum ramai kasus flu burung," paparnya.

Adapun, berdasarkan catatan Bisnis, beberapa perusahaan yang siap mengekspor produk ayam olahan melalui anak perusahaannya, yaitu PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA), PT Sierad Produce Tbk. (SIPD) dan PT Charoen Pokphand Tbk. (CPIN).

PT Charoen Pokphand Tbk., sendiri akan melaksanakan ekspor perdana produk olahan ayam sekitar 2% dari produksi nasional ke Jepang pada Januari 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Khoer
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper