Bisnis.com,JAKARTA – Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia mengusulkan agar pemerintah membentuk direktur hilir di sektor pertambangan batu bara.
Usulan itu disampaikan dengan alasan bahwa hilirisasi batu bara berupa peningkatan nilai tambah membutuhkan penanganan yang serius.
Ketua Working Grup Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Budi Santoso mengatakan upaya peningkatan nilai tambah yang digagas pemerintah sulit terealisasi tanpa adanya penanggung jawab khusus yang mamantau rencana tersebut.
“Saya usulkan agar dibentuk direktur hilir batu bara. Direktur ini yang akan mengurusi peningkatan nilai tambah batu bara yang digagas pemerintah,” katanya, Jumat (5/12/2014).
Budi mengungkapkan hilirisasi batu bara yang sudah lama digagas pemerintah tidak berjalan karena terkendala masalah teknis seperti teknologi yang akan digunakan dan insentif apa yang akan diberikan kepada pelaku usaha.
Menurutnya, beberapa perusahaan sudah mencoba melakukan peningkatan nilai tambah batu bara seperti upgrading, blending, gasifikasi dan pembuatan briket.
Namun, perusahaan belum berani memproduksi dalam skala besar karena perlu menghitung ulang potensi bisnisnya.
“Kalau saya usulkan bisa ke briket, terutama batu bara low rank,” ungkapnya.
Seperti diketahui, target domestic market obligation (DMO) batu bara tahun ini dipatok sebesar 90 juta ton. Namun, hingga November 2014, realisasi DMO baru mencapai 55 juta ton saja.
“Meskipun tahun ini tidak tercapai, kami akan tingkatkan target DMO tahun depan menjadi 115 juat ton,” ungkap Dirjen Mineral dan Batu bara Kementerian ESDM R. Sukhyar.
Sukhyar menyebutkan serapan DMO tahun depan akan meningkat sebab akan ada serapan dari sektor pembangkit tenaga listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.
“Tahun depan, PLTU akan dorong serapan batu bara dalam negeri,” pungkasnya.