Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah akan mengubah penerimaan negara dari deviden atau keuntungan BUMN dan mendorong digunakan untuk pengembangan BUMN itu sendiri.
"Untuk Dipa dan RAPBN-P 2015 masih angka sementara, intinya Presiden inginkan mendapat pajak lebih banyak dan BUMN tidak ambil deviden sehingga bisa berkembang cepat jadi jika mungkin BUMN tidak diambil devidennya," kata Menko Perekonomian Sofyan Djalil dalam keterangan pers di Kantor Presiden Jakarta, Rabu, usai sidang kabinet paripurna.
Menko Perekonomian mengatakan, Presiden Joko Widodo berpandangan deviden BUMN yang selama ini disetorkan ke negara ada baiknya digunakan untuk pengembangan usaha BUMN itu sendiri.
"Presiden bilang jauh lebih efesien deviden di BUMN (digunakan untuk-red), PMN (penanaman modan negara-red) yang lebih banyak ke BUMN jauh lebih efesien dan cepat," kata Sofyan Djalil.
Selain itu juga dibahas mengenai efesiensi termasuk rencana moratorium pembangunan kantor pemerintah kecuali terkait pelayanan umum.
Presiden Joko Widodo Rabu pagi melangsungkan sidang kabinet paripurna membahas sejumlah hal termasuk pengamanan ketersediaan pangan dan bahan bakar minyak.
Dalam sidang kabinet yang berlangsung di Kantor Presiden, Jakarta mulai pukul 10.15 WIB tersebut, Kepala Negara juga membahas mengenai reformasi birokrasi, pengadaan barang dan jasa serta rencana anggaran 2015.
"Kita akan membahas hal yang berkaitan dengan reformasi birokrasi, pengadaan barang dan jasa dan yang ketiga pengamanan bahan pokok, stok bbm kita dan yang kelima persiapan untuk Dipa dan APBN P 2015 dan yang keenam finalisasi RPJMN 2015-2019," kata Presiden.
Dalam acara tersebut hadir Wakil Presiden Jusuf Kalla, para Menko, menteri dan pejabat terkait lainnya.
Penerimaan Negara Dari BUMN Akan Diubah
Pemerintah akan mengubah penerimaan negara dari deviden atau keuntungan BUMN dan mendorong digunakan untuk pengembangan BUMN itu sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
4 jam yang lalu
Tancap Gas Berburu Tambahan Dividen Interim Unilever (UNVR)
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
19 menit yang lalu
OECD Percepat Proses Keangggotaan Indonesia, Buntut Gabung di BRICS?
25 menit yang lalu
Ramalan Fitch: Krisis Properti China Bakal Berlanjut ke 2025
30 menit yang lalu
Sekjen OECD Temui Prabowo, Proses Aksesi Keanggotaan Indonesia
38 menit yang lalu