Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setok Berlimpah, Harga Ayam Anjlok

Harga ayam terus mengalami penurunan drastis lantaran ketersediaan yang berlebih setelah Lebaran.

Bisnis.com, JAKARTA - Harga ayam terus mengalami penurunan drastis lantaran ketersediaan yang berlebih setelah Lebaran.

"Suplainya berlebih karena produksinya banyak. Kenapa produksi tinggi? Memang sengaja diatur untuk penuhi permintaan saat Lebaran. Setelah Lebaran, permintaan melemah sehingga harganya jadi turun," kata Ketua Umum Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI) Don P. Utoyo di Jakarta, Selasa (2/12/2014).

Menurut Don, Indonesia sudah hampir 10 tahun swasembada telur dan daging ayam, tetapi masih belum bisa mengatur pasokan dan permintaan pasar.

Tingginya produksi anak ayam umur sehari (day old chick/DOC), menurut dia, juga dilakukan untuk memenuhi permintaan saat bulan Ramadhan dan Idul Fitri. "Kalau DOC memang di 'set up' untuk Lebaran. Pada saat tertentu saya juga menyarankan ke semua pihak, saat berlebih kita harus lakukan manajemen suplai, produksi bisa dikurangi atau paling tidak tak perlu ditambah. Tapi memang begitulah ciri produk pertanian," katanya.

Oleh karena itu, Don mengatakan, promosi dan pengolahan adalah solusi saat terjadi penurunan harga di pasaran. Menurut Kementerian Pertanian, harga ayam (livebird) di peternak mencapai Rp15.000 per ekor, sedangkan biaya produksi mencapai Rp16.000 per ekor.

"Makanya upaya promosi ini penting untuk meningkatkan 'demand' di mana-mana. Karena mengurangi produksi juga tidaklah bijak, peternak kan harus untung juga," katanya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian Yusni Emilia Harahap mengatakan hal lain yang harus didorong selain melakukan pengolahan dan promosi hasil peternakan adalah mendukung konsumsi telur dan daging ayam.

Pasalnya, tingkat konsumsi rata-rata masyarakat Indonesia untuk daging ayam masih rendah yaitu 9 kilogram per kapita per tahun dan telur hanya lebih dari 100 butir per kapita per tahun.

"Konsumsi telur dan ayam harus ditingkatkan. Tentu kami juga ingin terus berkembang di aspek pengolahan sehingga ada berbagai produk pilihan tidak saja ayam segar tetapi juga olahan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper