Bisnis.com, BANDUNG -- Analis memprediksi Indonesia dapat mengendalikan harga crude palm oil dunia pada 2015 dengan catatan pemerintah harus tegas dalam mengimplementasikan program mandatori biodiesel 10% atau B10.
Analis Godrej International Ltd Dorab E. Mistry menyebut harga CPO bisa mencapai R2300-2500 tahun depan apabila kebijakan B10 yang saat ini baru terserap 50% dari target dapat diimplementasikan secara maksimal.
"Indonesia akan memegang peranan harga pada tahun depan. Tapi kalau tidak serius, maka prediksi saya ini tidak akan ada artinya," katanya dalam acara Indonesian Palm Oil Conference, Jumat, (28/11/2014).
Dorab mengatakan dengan terus memaksimalkan penggunaan B10 dan mencapai target yang lebih tinggi untuk tahun depan, dapat merangsang permintaan minyak sawit yang membuat harga naik.
“Syaratnya Indonesia harus tegas, apa pun itu untuk memaksa mereka menggunakan biodiesel. Meskipun Pertamina akan berat karena harga yang tinggi dalam prosesnya," katanya
Menurutnya, sejumlah kondisi juga mempengaruhi perkiraan harga itu, misalnya kondisi di Brasil dan Argentina sebagai produsen kedelai dunia, permintaan CPO dari Tiongkok dan India, serta harga minyak mentah yang memiliki kedekatan dengan harga kelapa sawit.
James Fry, analis LMC International Ltd mengatakan harga minyak mentah dunia akan berhubungan langsung dengan harga minyak kelapa sawit. Apabila harga minyak mentah berada pada US$ 80, maka harga CPO akan mencapai US$ 665 pada tahun depan.
“Jika harga minyak mentah US$70 maka harga CPO US$595, dan jika harga minyak mentah US$ 60, maka CPO akan berada pada US$ 520,” katanya.
Berdasarkan data Aprobi, penyerapan biodiesel baru terserap 1,65 juta kl dari target awal yang mencapai 3 juta kl sampai Oktober tahun ini.