Bisnis.com, JAKARTA - Menteri ESDM Sudirman Said menegaskan belum ada keputusan mengenai divestasi PT Freeport Indonesia, termasuk siapa yang akan membeli saham perusahaan tambang tersebut.
Pemerintah, tegas Sudirman, masih mengkaji kebijakan yang tepat terkait divestasi 20,64% saham Freeport kepada Indonesia.
“Saya tidak pernah mengatakan sepotongpun soal Freeport mau ke mana karena masih dalam kajian. Orientasi kita apapun yang terbaik untuk negara akan kita jalankan,” katanya dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Rabu (19/11/2014).
Sudirman mengatakan saat ini pemerintah fokus mengawasi pembangunan smelter dan peningkatan konten lokal dalam proses produksi Freeport.
Selain itu, Freepot didorong untuk meningkatkan pengembangan komunitas sekitar dan bekerja kerja keras memastikan keselamatan pegawai.
“Yang penting smelter tidak boleh ditawar, harus dibangun. Community development harus maksimal dan kerja keras membereskan safety,” kata Menteri ESDM.
Pekan lalu, Kementerian ESDM (BIsnis, 14/11/2014) menyatakan swasta nasional berpeluang membeli 20,64% saham divestasi Freeport karena kemampuan anggaran pemerintah sangat terbatas.
Freepot harus merelakan 30% sahamnya kepada Indonesia sebagai konsekuensi dari PP no. 77/2014. Saat ini, pemerintah baru memiliki 9,36% di perusahaan asing tersebut.
Sebanyak 10,64% saham Freeport harus dialihkan pada akhir 2015, sedangkan 10% sisanya harus didivestasi sebelum 2019 berakhir. Harga 20,64% saham Freeport diperkirakan mencapai US$4 miliar.