Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menegaskan penaikan harga BBM bersubsidi tidak bisa dibatalkan hanya karena tren penurunan harga minyak dunia.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan harga BBM bersubsidi masih membebani anggaran meski harga minyak dunia dalam beberapa pekan terakhir merosot ke kisaran US$80 per barel.
Dia menjelaskan harga minyak dunia bukan satu-satunya indikator kewajaran tingkat harga BBM bersubsidi. Harga BBM bersubsidi masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga keekonomian produk serupa.
“Itu tidak bisa dilihat per hari, kita harus melihatnya per tahun. Kalau dilihat pertahun [harga minyak dunia] masih tinggi,” kata Menkeu, Senin (17/11/2014).
Saat ini, paparnya, harga keekonomian BBM bersubsidi jenis premium masih di atas Rp10.000 per liter. Harga keekonomian premium bertahan pada kisaran tersebut karena pelemahan kurs rupiah.
Bambang kembali menegaskan komitmen pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi. Dia menyatakan pemerintaah saat ini menunggu waktu yang tepat untuk merealisasikan kebijakan tersebut.
“Tinggal menunggu pengumuman. Kita akan menunggu waktu yang tepat [untuk menaikan harga BBM bersubsidi],” kata Menkeu.