Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian menargetkan kenaikan produksi kedelai mencapai 1,2 juta ton biji kering atau masih jauh dari kebutuhan kedelai nasional yang mencapai 2,23 juta ton biji kering pada 2015.
Plt. Dirjen Tanaman Pangan Haryono mengatakan persaingan kompetisi lahan kedelai dengan komoditas pangan lainnya, seperti padi dan jagung menjadi salah satu alasan produksi dan produktivitas kedelai diprediksi tak dapat menanjak tinggi.
“Karena kedelai ini tergantung dengan padi dan jagung, 60% lahan mereka sama kan. Selain terpengaruh oleh padi dan jagung, kedelai ini juga terpengaruh soal harga,” katanya seusai Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian 2015, Senin, (17/11/2014).
Menurutnya, persoalan harga kedelai menjadi pekerjaan pemerintah untuk mendorong petani kedelai agar kembali menanam. Selama ini, dia mengatakan harga kedelai selalu jatuh, sehingga petani lebih memilih untuk menanam padi atau jagung yang lebih menguntungkan.
“Kalau harganya tidak 3 kali lipat dari jagung, petani jadi malas menanam. Pertama harga, kemudian impor juga harus dikurangi untuk membuat petani menanam kedelai. Harus ada sinergi dengan Kementerian lain,” katanya.
Tahun ini, produksi kedelai tidak dapat memenuhi target pemerintah di angka 1 juta ton, setelah BPS memperkirakan produksi kedelai hanya 921.340 ton biji kering pada ARAM II.
Haryono mengatakan kenaikan produksi kedelai akan berangsur-angsur terlihat dari rehabilitasi saluran irigasi 1 juta yang dimulai tahun depan.
Selain itu, Kementan akan berupaya menambah areal tanam kedelai dan memanfaatkan lahan-lahan yang sup optimal, sehingga kedelai tidak terus berkompetisi dengan lahan padi dan jagung.
Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Ditjen Tanaman Pangan Maman Suherman mengatakan penambahan areal tanam akan dilakukan bertahap. Pada 2015, penambahan areal tanam sebanyak 380.000 hektar, 2016 menambah 500.000 hektar, dan 2017 menambah areal tanam sebanyak 500.000 hektar.
“Dengan penambahan areal tanam tersebut, secara bertahap diharapkan produksi juga akan meningkat. Tahun pertama diharapkan terjadi peningkatan antara 1,3 – 1,5 juta ton, tahun kedua 1,8 juta ton dan tahun ketiga 2,2 juta ton,” jelasnya.