Bisnis.com, BANDUNG—Pada tahun ini, PT Pindad (Persero) mengelurkan investasi hingga Rp14 miliar untuk meningkatkan kemampuan produksi, kemampuan desain, dan kemampuan kapasitas produksi demi mencapai kemandirian alat utama sistem persenjataan Tanah Air.
Kepala Departemen Komunikasi Korporat PT Pindad Sena Maulana mengatakan nilai investasi tersebut akan terus meningkat untuk tahun mendatang sebagai bagian dari langkah badan usaha milik negara itu memenuhi kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dalam negeri.
“Sebetulnya untuk tiga tahun ke depan alutsista kita bisa mandiri itu sudah kami rencanakan. Kami sudah merencanakan peningkatan produksi, kemampuan desain, dan kapasitas produksi per 2015, 2019, dan 2023,” ujarnya, Kamis (13/11/2014).
Bahkan pada 2023, dia melanjutkan perseroannya mencanangkan visi menjadi pelaku industri pertahanan dan alutsista utama di Asia. Sementara itu, pengadaan dalam negeri harus sudah dipenuhi oleh Pindad pada 2014.
“Itu yang kami kejar karena setiap tahun desain dan kebutuhan dari TNI itu di-review kembali. Makanya kehadiran pemangku kebijakan termasuk pengguna, yaitu TNI Angkatan Darat, [waktu itu] untuk update apa yang kita miliki dan merumuskan kembali apa yang dibutuhkan TNI,” paparnya.
Dia menekankan keberadaan Pindad adalah secara khusus melakukan pengadaan senjata untuk Angkatan Darat TNI. Sehingga menurutnya TNI AD memiliki privilege untuk bersama-sama menentukan spesifikasi alutsista yang dibutuhkan.
“Seperti halnya Panser Anoa dan Panser Badak yang sekarang diproduksi Pindad, itu seluruh doktrinnya juga berdasarkan kebutuhan TNI. Jadi golnya itu memang TNI,” sebutnya.
Menurut dia, jika membeli alutsista dari luar negeri belum tentu akan mendapatkan yang sesuai dengan kebutuhan. “Kami riset terus. Dari setiap produk yang kami deliver ke pasukan, kami melakukan after sale service. Dari situ kami mendapatkan masukan dari pasukan.”