Bisnis.com, JAKARTA--Indonesia dan Rusia kembali membahas target peningkatan nilai perdagangan bilateral sebesar US$5 miliar.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menuturkan Indonesia dan Rusia punya riwayat kerjasama yang baik di bidang politik, perdagangan, dan investasi.
Hal tersebut disampaikan Kalla usai bertemu dengan Ketua Dewan Federasi Majelis Federal Federasi Rusia Valentina Ivanovna Matviyenko di kantornya, Rabu (12/11/2014).
Ketua Dewan Federasi Majelis Federal Federasi Rusia Valentina Ivanovna Matviyenko berharap kerjasama ekonomi kedua negara terus meningkat.
"Kami berencana untuk meningkatkan perdagangan antara Rusia dan Indonesia sampai US$5 miliar," ujarnya.
Pada 2011, kedua negara menargetkan peningkatan nilai perdagangan lebih dari 300% dari US$1,5 miliar menjadi US$5 miliar pada 2014.
Target optimistis tersebut ditetapkan merujuk pada rata-rata pertumbuhan kinerja perdagangan bilateral antar-kedua negara sepanjang 2009-2013 sebesar 45,1% per tahun.
Namun, berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai perdagangan Indonesia-Rusia baru mencapai US$2,96 miliar pada 2013.
Adapun sepanjang Januari-Mei 2014, nilainya sebesar US$1,1 miliar.
Produk ekspor unggulan Indonesia ke Rusia a.l. minyak sawit dan turunannya, alas kaki, kopi, kopra, dan karet alam.
Pada pertemuan tersebut, Matviyenko juga membahas kelanjutan investasi perusahaan-perusahaan Rusia di Indonesia.
Dua di antaranya adalah proyek pembangunan jalur kereta api batu bara sepanjang 185 KM di Kalimantan dengan nilai investasi US$2,5 miliar dan proyek smelter alumina oleh Russian Alumunium Company (Rusal) senilai US$6 miliar.