Bisnis.com, JAKARTA--Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah mengingatkan pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla tidak terburu-buru menaikkan harga bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi.
"Saya kira belum waktunya harga BBM dinaikkan, santai saja dulu. Masih banyak tugas yang harus dilakukan (pemerintah Jokowi-JK, red), tidak sekadar menaikkan harga BBM," katanya di Semarang, Sabtu (8/11/2014) malam.
Hal tersebut disampaikan Fahri di sela kegiatan rapat pimpinan wilayah Partai Keadilan Sejahtera di Jawa Tengah sekaligus sosialisasi Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta Bhinneka Tunggal Ika bagi kader PKS Jateng.
Ia menjelaskan bahwa penerapan kebijakan kenaikan harga BBM itu membutuhkan konsep yang matang dan alokasi peruntukkannya jelas.
"Ini kan tahun pertama Pak Jokowi menjadi presiden sehingga belum perlu menaikkan harga BBM, nanti kalau menginjak tahun kedua tidak masalah, asalkan konsep dan peruntukkannya jelas," ujar politikus PKS itu seperti dikutip Antara.
Fahri mengungkapkan bahwa kritikan untuk pemerintahan Jokowi-JK terkait dengan rencana kenaikan harga BBM ini bukan sebagai bentuk penolakan pada kebijakan pemerintah tapi kecintaan pada pimpinan negara.
"Saya kira ini bentuk rasa cinta kami agar umur pemerintahan Jokowi bisa panjang dan dapat menyelesaikan semua tugasnya dengan baik," katanya.
PENOLAKAN MASSA
Menurut catatan Bisnis, rencana pemerintah menaikkan harga BBM mendapat penolakan di berbagai daerah, Di Nusa Tenggara, Jumat (7/11/2014) massa Hisbul Tahrir melakukan aksi turun ke jalan menolak kebijakan pemerintah itu.
Bahkan, di Makassar bentrokan dengan aparat tak terhidarkan dalam aksi unjuk rasa mahasiswa menolak rencana penaikan BBM di ruas Andi Pangerang Pettarani Kamis (6/11/2014) petang.
Kondisi tersebut dipicu aksi mahasiswa yang memblokade ruas jalan protokol Makassar itu selama hampir empat jam dan mengakibatkan kemacetan parah di sejumlah ruas yang terhubung dengan Jalan AP Pettarani.
Aparat kepolisian yang berusaha membubarkan aksi blokade jalan itu mendapatkan perlawanan sengit dari mahasiswa yang berasal dari beberapa universitas di kota ini.
Selain itu, aksi anarkis mahasiswa tersebut membuat warga sekitar ikut membantu kepolisian lantaran kesal dengan demonstrasi yang melumpuhkan ruas Pettarani.
Aparat kepolisian dari Sabhara Polda dan di back up dengan Brimob Polda Sulsebar serta satu unit water canon berhasil memukul mundur mahasiswa yang kocar kacir menuju kampusnya.