Bisnis.com, JAKARTA--Program jangka panjang proyek smelter nikeldi Morowali, Sulawesi Tengah akan merambah ke sektor turunan, yakni memproduksi stainless steel. Produksi baja stainless akan dikerjakan PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel.
Perseroan akan mengoperasikan dua pabrik stainless steel masing-masing berkapasitas 1 juta metrik ton per tahun. Untuk menghasilkan stainless steel hot rolled plates akan didatangkan ferrochrome dari Zimbabwe sebagai bahan campuran.
Pembangunan pabrik stainless steel pertama dimulai pertengahan 2015 dan beroperasi mulai 2017. Investasi yang dibutuhkan sekitar US$150 juta untuk satu fasilitas produksi. Pabrik kedua digarap mulai awal 2016.
Selain pabrik pengolahan nikel dan stainless steel akan dibangun pula bandar udara senilai US$15 juta, serta pelabuhan bernilai US$20 juta. Di dalam kawasan tersebut kelak hadir pula industri hilir, seperti produsen alat rumah tangga, kapal, furnitur, konstruksi, dan otomotif.
"Yang mau jadi tenant dari China, mitra Tshingshan. Begitu ini selesai mereka akan tempatkan industri hilirnya ke sini," ucap CEO PT Indonesia Morowali Industrial Park Alexander Barus, Kamis (6/11/2014).
Seluruh proyek ini berada di kawasan industri Morowali Tsingshang yang kini baru dapat membebaskan lahan 1.200 hektare. Selanjutnya akan dibebaskan 800 hektare lagi, sehingga total lahan mencapai 2.000 hektare.
Alex berharap pemerintah terutama Kementerian Perindustrian dapat memberikan dukungan untuk pengembangan kawasan industri di luar Jawa. Proyek seperti di Morowali ini perlu mendapat prioritas sejalan dengan target Presiden Joko Widodo mempercepat pengembangan 13 kawasan industri di luar tanah Jawa.