Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERIKANAN: Pengusaha di KTI Butuh Insentif dan Infrastruktur

Kadin Indonesia menilai infrastruktur perikanan masih menjadi masalah yang harus diselesaikan untuk mendorong iklim investasi di Indonesia Bagian Timur.
 Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA -- Kadin Indonesia menilai infrastruktur perikanan masih menjadi masalah yang harus diselesaikan untuk mendorong iklim investasi di Indonesia Bagian Timur.

Wakil Kadin bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto mengatakan kondisi pengembangan ekonomi di kawasan timur sampai saat ini belum memihak nelayan dan para pelaku usaha perikanan.

Padahal, dia mengatakan potensi perikanan di kawasan timur mencapai 60% dari total ikan yang bisa tangkap sebesar 6,4 juta ton di perairan laut Indonesia.

"Tantangan di Timur memang berat, sehingga nelayan dan para pengusaha cukup kesulitan mencapai pasarnya. Padahal produk perikanan harus terjual dengan cepat, sementara sentra perikanan masih banyak yang cold storage nya belum memadai," katanya dalam acara Perhatian Pemerintah Dalam Membenahi Perikanan di Indonesia Timur, Selasa, (4/11/2014).

Yugi memaparkan kesulitan utama membuat investor selalu keberatan selama ini antara lain tingginya harga produksi dari sistem transportasi yang tidak efisien, tidak adanya insentif, pembangkit energi listrik yang belum memadai sampai masalah ketersediaan bahan bakar minyak.

Menurutnya, investor perlu diberikan insentif untuk menjamin kepastian usaha dengan bentuk insentif pajak, bunga bank dan kemudahan perizinan.

"Kalau di Barat ini kan marketnya jelas dan ada penduduknya, untuk di Timur ini bisa diberi dengan bunga 3% seperti di Malaysia sehingga akan menarik investor," katanya.

Selain itu, dia menyarankan pembangunan pelabuhan sentra produksi dengan prinsip "Ship follow the trade" (kapal mengikuti area perdagangan) bukannya "trade follow the ship" (perdagangan mengikuti kapal) seperti sekarang ini.

"Karena produk perikanan memerlukan transportasi yang cepat, perlu juga dibangun Cargo Udara menggunakan pesawat untuk pengangkutan lobster ekspor, selain tol laut untuk di wilayah air," katanya.

Adapun, dia mengatakan pembangunan pembangkit energi listrik, baik tenaga air, uap maupun solar energi di sentra-sentra produksi maupun pengolahan juga mendesak untuk dilakukan.

"Ketersediaan listrik selama ini masih tidak bisa mensupport pabrik pengolahan di Timur, ini kami harapkan dapat jadi perhatian pemerintah terutama untuk remote area," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Irene Agustine
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper