Bisnis.com, JAKARTA—DPR meminta pemerintah fokus mengembangkan pasar tradisional menyusul semakin berkurangnya jumlah pasar tradisional lantaran gempuran pasar modern.
Wakil ketua DPR Agus Hermanto menegaskan pengembangan pasar tradisional harus segera mendapat perhatian menyusul kian turunnya jumlah pasar tradisional.
“Banyak penyebab penurunan jumlah pasar tersebut, di antaranya soal serbuan pasar modern dan kebakaran pasar,” katanya seperti dilansir situs resmi DPR, Rabu (5/11).
Menurutnya, pemerintah harus fokus mengembangkan pasar tradisional. Hal itu bisa dilakukan dengan merevitalisasi pasar tradisional.
“Persoalan pasar tradisional sudah menjadi konsen DPR, agar para pedagang di pasar-pasar tradisional bisa terus berdagang dan berdekatan dengan masyarakat,”
Achmad Hafisz Tohir Ketua Komisi VI DPR mengatakan, pasar tradisional tidak boleh dihilangkan menyusul keberadaannya yang sangat penting di tengah masyarakat.
“Untuk itu, perlu diberi perlindungan dan pembinaan, termasuk skill manajerial pedagangnya.”
Sementara itu, Ketua IKAPPI Abdullah Mansuri mengungkapkan data 2011 pasar tradisional haya berjumlah 9.550 unit dari 13.550 pasar pada 2007.
“Tren penurunan ini perlu mendapat perhatian serius dari DPR dan pemerintah.”
Dua penyebab penurunan jumlah pasar tradisonal sudah menjadi tren di hampir semua daerah.
Pertama, menjamurnya pasar modern telah menggerus keberdaan pasar tradisional. Bahkan, pembangunan pasar modern sudah bersinggungan langsung ke titik-titik pasar tradisional.
Kedua, kebakaran pasar hampir setiap hari terjadi. Dan pasca-kebakaran Pemda biasanya mendiamkan begitu lama, tanpa direvitalisasi dan bahkan menggatinya dengan pasar modern.
Pemerintah Diminta Fokus Kembangkan Pasar Tradisional
DPR meminta pemerintah fokus mengembangkan pasar tradisional menyusul semakin berkurangnya jumlah pasar tradisional lantaran gempuran pasar modern.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ashari Purwo Adi N
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu
Harga Kopi Makin Pahit Lagi
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
19 menit yang lalu
Terancam Tarif, China Buka Peluang Dialog Kerja Sama dengan AS
36 menit yang lalu