Bisnis.com, JAKARTA–Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan target lifting minyak bumi sesuai dengan APBNP 2014 sebesar 818.000 barel per hari susah dicapai.
Pelaksana Tugas Kepala SKK Migas J. Widjonarko mengatakan sampai saat ini lifting minyak bumi hanya 794.000 barel per hari (barrel oil per day/BOPD).
“Tentunya target APBNP 2014 tidak akan tercapai,” katanya di Ditjen Ketenagalistrikan, Selasa (4/11/2014).
Sekretaris SKK Migas Gde Pradnyana mengungkapkan produksi minyak dan kondensat sepanjang Oktober 2014 hanya 777.013 BOPD. Padahal, target yang tercantum dalam rencana kerja dan anggaran (work program and budgeting/WP&B) 2014 mencapai 803.827 BOPD.
Khusus untuk produksi gas bumi, jelasnya, sepanjang Oktober ini juga masih di bawah target WP&B 2014 yakni hanya sekitar 7.632 juta kaki kubik per hari (million metric standard cubic feet per day/MMscfd). “Padahal, mengacu pada target itu seharusnya bisa mencapai 8.303 MMscfd.”
Dia mengungkapkan turunnya produksi migas tersebut salah satunya disebabkan unplanned shutdown sehingga ada kehilangan produksi minyak sebesar 27.000 BOPD dan produksi gas sebesar 760 MMscfd.
Unplanned shutdown itu antara lain terjadi di Total E&P Indonesie, Chevron Pacific Indonesia, Pertamina EP, COPI Grissik, PHE ONWJ, EMP Malacca Strait, Primier, dan KEI.
Kepala Humas SKK Migas Ruadianto Rimbono mengatakan lifting minyak bumi sebenarnya sempat menyentuh level 798.000 BOPD tetapi ada masalah offtaker sehingga ada sumur yang terpaksa ditutup.
“Kemarin itu ada yang kegiatan pemeliharaan di lapangan, juga ada soal offtaker sehingga sumur ditutup. Tapi ini sudah mulai beli lagi jadi sumur sudah kembali dibuka,” katanya.
Dia mencontohkan salah satu permasalahan offtaker adalah sempat terhentinya pasokan ke fasilitas penyimpanan terapung dan regasifikasi (floating storage and regasification unit/FSRU) Lampung.
Dia berharap agar produksi migas bisa digenjot sehingga bisa memenuhi target APBNP 2014 seiring dengan kembali dibukanya sumur-sumur migas. Bahkan, kargo gas alam cair dari PT Pertamina (Persero) juga sudah mulai dibeli.
Rudianto Rimbono mengatakan hingga saat ini pihaknya masih membahas soal WP&B 2015 yang dijadwalkan selesai pada awal Desember 2015. “Kini sudah mencapai 50% dari seluruh total kontraktor kontrak kerja sama [KKKS],” katanya.
Menurutnya, dari 50% KKKS itu, pihaknya baru memperoleh tambahan komitmen lifting minyak bumi sebesar 34.000 BOPD. “Rapat masih berjalan.”
Bisnis mencatat, APBN 2015 menargetkan lifting minyak bumi mencapai 900.000 BOPD, sedangkan dari hitungan SKK Migas, angka realistis yang bisa dicapai sebesar 845.000 BOPD. Dengan demikian, SKK Migas masih membutuhkan tambahan komitmen KKKS untuk memasok sebesar 21.000 BOPD.