Bisnis.com, JAKARTA - Pebisnis di industri tekstil mengajukan tiga solusi kepada pemerintah untuk meningkatkan porsi devisa dari sektor ini dan menciptakan lapangan kerja lebih banyak.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan ada tiga hal dasar yang harus menjadi konsentrasi kementerian yang mengurus industri dan perdagangan. Gagasan asosiasi sudah disampaikan kepada Menteri Perindustrian Saleh Husin.
“Fokus kami ke depa adalah untuk menghasilkan devisa [lebih besar] dan meningkatkan lapangan kerja,” katanya saat ditemui di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, Jumat (31/10/2014).
Pertama API menyoroti diperlukan perbaikan tata niaga perdagangan. Kedua soal ketersediaan dan suplai gas untuk pelaku industri disertai infrastruktur yang baik. Ketiga terkait dengan pasokan energi listrik, yakni perlu ada pembedaan aturan antara pelanggan konsumsi dan industri.
Rekomendasi utama soal perbaikan tata niaga perdagangan, baik di dalam maupun luar negeri, bukan hal baru yang disuarakan industri tekstil. Cara ini diyakini dapat menggenjot ekspor signifikan dalam lima tahun ke depan.
Pelaku industri tekstil siap memenuhi ekspektasi Kementerian Perdagangan berupa peningkatkan ekspor tiga kali lipat jika tata niaga diperbaiki, kini ekspor tekstil berkisar US$13 miliar per tahun. Oleh karena itu API kembali mendesak agar RI segera ikut dalam Trans Pacific Partnership (TPP) dengan AS.