Bisnis.com, JAKARTA - Jargon "kerja.. kerja..kerja" Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) tampaknya langsung disambut proaktif para menterinya.
Tak ingin berlama-lama dalam euforia sebagai pejabat, tiga menteri blusukan, membuat gebrakan, membangun komunikasi, dan memulai sinergi.
Ketiga Menteri Jokowi itu adalah Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Menteri Perindustrian Saleh Husin, dan Menteri Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Puspayoga.
Menyadari kementerian yang membidangi ekonomi kreatif telah dihapus, ketiga menteri ini bertemu dan mendiskusikan produk kreatif bertajuk "Pengembangan Desain Produk" di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Impor (BBPPEI) Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Jakarta, Rabu (29/10).
Sebagai tuan rumah, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengajak dua menteri lainnya membicarakan produk berdaya saing tinggi untuk memenangkan kompetisi di pasar domestik maupun global.
Produk hasil UMKM dan industri harus bisa bersaing di tingkat global. Peran desain sebagai produk kreatif menjadi sangat penting dalam meningkatkan daya saing produk komoditas.
"Pengembangan desain merupakan sebuah proses untuk menciptakan produk baru agar dapat memenuhi kebutuhan pasar, yang menitikberatkan pada penciptaan efektifitas, efisiensi, dan pengembangan ide," ujar Mendag Rachmat.
Rachmat memberi perhatian serius pada produk kreatif ini di bawah kementeriannya. Rachmat menjelaskan bahwa pengembangan desain dapat menghasilkan produk berkualitas, unik dan original, serta dapat diterima dengan baik oleh pasar.
"Rencana strategis peningkatan daya saing produk Indonesia melalui pengembangan desain diperlukan guna meningkatkan daya saing, kualitas, dan produktivitas yang maksimal, meningkatan jumlah permintaan produk Indonesia baik di dalam maupun luar negeri, dan mampu bersaing melalui inovasi sehingga tidak terjebak dalam ancaman produk murah dari negara lain," ujarnya.
Produk berdaya saing tinggi juga akan menciptakan citra produk Indonesia sebagai produk dengan kualitas tinggi, kreatif, dan ramah lingkungan.
Menurutnya, strategi yang dapat dilakukan, yaitu membentuk pusat desain sebagai pusat kajian strategis dari desain dalam mendukung industri, jasa, dan misi pencitraan negara, meningkatkan intensitas desain di dalam bisnis yang dilakukan melalui pemanfaatan desain sebagai cara untuk menciptakan diferensiasi, dan menerapkan konsep-konsep kearifan budaya lokal ke dalam produk-produk secara lebih modern.
Strategi lainnya dilakukan dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas desainer melalui peningkatan kualitas pendidikan desain, memperbanyak sekolah desain, dan pemantapan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri; serta perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) atas produk yang dihasilkan agar dapat terus mendorong tumbuhnya kreativitas dan inovasi produk.
Sebelumnya, Kemendag juga telah melakukan beberapa program sebagai upaya pengembangan desain produk. Pertama, kerja sama antara Kemendag dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam mengembangkan Program Design Dispatch Service (DDS) sejak 2012.
Program ini merupakan program pendampingan desainer kepada para UKM berorientasi ekspor untuk dapat mengembangkan produk sesuai target pasar ekspor. Pada 2014, program ini melibatkan 27 UKM dan 15 orang desainer untuk mengembangkan produk furnitur dan kerajinan rotan, kain tenun, batik, home decoration, fesyen, perhiasan, gerabah, dan produk kulit.
Kedua, Kemendag juga mengembangkan aplikasi Designer Database yang saat ini dalam tahap finalisasi.
Program ini fokus pada penyediaan database desainer Indonesia dengan tujuan mengumpulkan dan memberikan data/profil desainer profesional Indonesia secara komprehensif, memfasilitasi kebutuhan UKM ekspor terhadap informasi mengenai desainer, serta mempromosikan jasa desainer kepada para pemangku kepentingan.
Selain itu, Kemendag menyelenggarakan Kompetisi Desain Rotan dan Bambu di tahun 2012. Pada tahun yang sama Kemendag juga berpartisipasi pada kegiatan Design ID yang diselenggarakan oleh Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII).