Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahan Baku Farmasi: Produsen Bisa Akomodir Ketergantungan Impor

Industri farmasi termasuk salah satu sektor yang memiliki ketergantungan impor bahan bakunya tinggi hingga mencapai 95%.n
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Industri farmasi termasuk salah satu sektor yang memiliki ketergantungan impor bahan bakunya tinggi hingga mencapai 95%.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha (GP) Farmasi Darojatun Sanusi menyatakan depresiasi mata uang Garuda jelas mendongkrak ongkos produksi.

"Untuk membeli bahan baku dalam jumlah yang sama [anggaran] yang disediakan harus lebih besar," katanya saat dihubungi Bisnis, Senin (27/10/2014). 

Namun kondisi itu tertolong proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi.

Fase ini menghasilkan nilai tambah sehingga kenaikan ongkos impor bahan baku dapat diakomodir produsen obat.

Kementerian Perindustrian mencatat pada Januari - April tahun ini impor produk farmasi mencapai US$369,4 juta.

Selama periode yang sama tahun lalu nilai impor mencapai US$378,10 juta. Selama lima bulan pertama tahun ini defisit perdagangan farmasi tercatat US$208,5 juta (year on year).

Pelaku usaha memproyeksikan pertumbuhan bisnis pada tahun ini di bawah 10% alias hanya satu digit dengan omzet sekitar Rp60 triliun.

Pada tahun lalu industri bisa tumbuh berdigit ganda antara 13% - 15%.

"[Penjualan domestik] total unit naik tetapi nilainya turun terkait tender obat pemerintah seperti program Jaminan Kesehatan Nasional," kata Darojatun.

Di tengah ketergantungan impor bahan baku dan perlambahan pertumbuhan, daya tarik investasi industri farmasi tak surut.

Bersama dengan industri kimia dasar dan barang kimia lain, farmasi menjadi bidang usaha dengan kucuran PMDN terbesar kelima untuk dan keempat untuk PMA selama Januari - September 2014.

Total penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang terbenam di industri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi selama Januari - September sejumlah Rp9,03 triliun. Adapun penanaman kapital dari investor asing terkumpul sekitar US$2 miliar.

GP Farmasi memproyeksikan sepanjang tahun ini investasi yang bakal masuk ke sektor farmasi bisa mencapai US$70 juta.

Nilai ini adalah akumulasi penanaman kapital domestik maupun asing, baik investasi baru maupun ekspansi bisnis. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper