Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenperin Pacu Produktivitas Industri Garam

Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Kementerian Perindustrian mengembangkan metode baru untuk meningkatkan produktivitas industri garam nasional.

Bisnis.com, JAKARTA—Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Kementerian Perindustrian mengembangkan metode baru untuk meningkatkan produktivitas industri garam nasional.

Metode yang dimaksud adalah geomembrane di meja kristalisasi yang ditargetkan menyentuh sedikitnya 3.000 orang petani garam dari 20.000 hektare lahan pegaraman.

Selain masuk dalam program intensifikasi lahan, metode ini perlu diterapkan pula untuk lahan baru.

Proses pembuatan garam natrium klorida (NaCl) dengan media isolator di meta kristalisasi dengan nomor paten ID P0033348 yang diberikan pada 28 Maret 2013.

Proses produksi garam beryodium di lahan pegaraman di meja kristalisasi dengan media isolatr dengan nomor paten IDP000036148 yang diberikan pada 18 Juni 2014.

Keunggulan media isolator, yakni lebih ringan dan mudah pemasangannya, tipis dna fleksibel, permukaan licin dan mengilap, memudahkan proses panen garam, menyerap panas untuk meningkatkan suhu air, ekonomis, perawatan mudah.

Wakil Menteri Perindustrian Alex S.W. Retraubun berpendapat hajat peningkatan produktivitas industri garam pada tahun-tahun mendatang sukar terwujud jika hasil penelitian dan pengembangan, seperti metode geomembrane, tak ditindaklanjuti menjadi kebijakan nasional.

“[Untuk mewujudkan itu] maka atasan-atasan Pak Sudarto tinggal bersepakat bahwa metode ini harus dijadikan kebijakan nasional,” kata Alex, di Jakarta, Selasa (14/10/2014).

Selama penemuan teknologi tersebut tak diatur dalam peraturan yang mengikat akan sukar mencapai target peningkatan produktivitas industri guna menghalau impor.

Dia pun mengakui persoalan garam tak ubahnya seperti usaha kecil menengah (UKM), semakin banyak tangan terlibat justru tak kunjung tuntas.

Alex menjelaskan teknologi produksi garam saat ini ialah menggunakan metode kristalisasi bertingkat oleh PT Garam, sedangkan sebagian besar petani garam menggunakan kristalisasi total.

Kualitas garam yang menggunakan kristalisasi bertingkat lebih baik (kadar NaCl dapat mencapati 94% – 95%) dibandingkan dengan kristalisasi total (kadar NaCl lebih kecil).

Sepanjang tahun ini Kemenperin meramalkan kebutuhan garam mencapai 3,5 juta ton. Sementara kemampuan produksi petani lokal maksimal baru menyentuh kisaran 2,5 juta ton. Volume produksi ini dengan asumsi panen raya berlangsung selam 4,5 bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper