Bisnis.com, MEDAN -- Meski merugi, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV bertahan menanam teh.
Manajemen PTPN IV saat ini masih merugi akibat harga jual teh masih di bawah produksi.
"Sejalan dengan komitmen di mana tanaman teh dipertahankan, maka kerugian juga harus diterima," kata Direktur Keuangan PTPN IV Setia Dharma Sebayang di Medan, Minggu (12/10/2014).
Bersyukur, kata dia, BUMN itu mendapat laba dari tanaman sawit sehingga pencapaian keuntungan kotor sudah lumayan bagus, mencapai Rp800 miliar dari Rp1 triliuin yang diyakini bisa tercapai hingga akhir tahun.
Dia menyebutkan, harga ekspor teh masih Rp13.000 - Rp14.000 per kg atau di bawah harga produksi yang berada di kisaran Rp17.000 - Rp18.000 per kg.
Harga ekspor menjadi murah akibat krisis global yang menyebabkan permintaan melemah.
Diakui ada tren kenaikan harga, tetapi belum sesuai bahkan di bawah harga tahun-tahun sebelumnya.
Sementara, kata dia, PTPN IV sendiri sulit menekan biaya produksi karena antara lain pemberian gaji dan fasilitas lainnya yang merata kepada karyawan kebun dan pabrik teh seperti karyawan lain meski komoditas itu masih terus merugi.
Biaya produksi juga masih tinggi karena biaya perawatan dan lainnya di teh cukup tinggi di tengah menurunnya luas tanaman menghasilkan.
Menurunnya tanaman menghasilkan adalah dampak dari banyaknya tanaman tua yang kemudian sebagian sudah diremajakan.
Sejak tahun 2012 misalnya, PTPN IV kembali menanam pohon teh setelah memutuskan membatalkan rencana konversi komoditas itu.
Dewasa ini, kata dia, tanaman yang menghasilkan hanya sekitar 4 ribuan hektare.
Kepala Seksi Ekspor Hasil Pertanian dan Pertambangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumut, Fitra Kurnia, menyebutkan, nilai ekspor kelompok barang teh, kopi dan rempah-rempah hingga Agustus tahun ini naik 30,93%.
Dari periode sama tahun lalu yang masih 239, 960 juta dolar AS, ekspor golongan barang itu menjadi 314,183 juta dolar AS di tahun ini.
Kenaikan dipicu oleh peningkatan harga jual golongan barang dari tahun lalu, meski belum kembali ke harga normal atau menguntungkan produsen.