Bisnis.com, JAKARTA- Pemeirntah Kabupaten Nias, Sumatra Utara, mengharapkan Bandara Binaka di daerah tersebut bisa dikembangkan menjadi bandara internasional demi mendukung perkembangan sektor pariwisata dan industri agribisnis.
Saat ini, bandara berstatus kelas III tersebut baru melayani penerbangan dari Kualanamu sebanyak enam kali sepekan serta penerbangan lain dari Padang dan Pekanbaru.
Bupati Nias Sokhiatulo Laoli mengatakan saat ini bandara yang berstatus Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan itu memiliki landasan pacu sepanjang 1.850 meter dengan lebar 30 meter. Bandara itu sudah bisa didarati oleh pesawat jenis Foker 50.
“Masih tersedia lahan sepanjang 1000 meter dengan lebar 255 meter untuk perpanjangan landasan pacu. Lahan itu sudah kami bebas pada 2007 dan 2008 dengan menggunakan anggaran BRR [Badan Rekonstruksi dan Rehablitasi],” ujarnya, sesuai penandatanganan nota kesepahaman pengembangan bandara, Jumat (10/10/2014).
Menurutnya, jika landasan pacu bandara tersebut diperpanjang, maka, pesawat jenis Bombardier CRJ-1000 berpenumpang 80 orang bisa mendarat di lokasi itu. Pesawat jenis ini digunakan oleh Garuda Indonesia yang melayani rute penerbangan ke daerah- daerah wisata.
“Kalau pengembangan bandara dilakukan pada 2015, maka selain rute dari Kualanamu, tidak tertutup kemungkinan akan ada rute baru seperti dari Penang dan Kualalumpur, serta rute langsung dari Jakarta maupun Bandung, atau Batam,” tuturnya.
Berbagai rute tersebut menurutnya bisa direalisasikan mengingat Nias telah menjadi salah satu destinasi wisata baik wiata alam maupun wisata budaya, di samping juga daerah tersebut memiliki potensi agribisnis berupa perikanan dan perkebunan.
Berdasarkan data yang dihimpun, bandara tersebut dioperasikan sejak 2005 dan mengalami pertumbuhan penumpang yang signifikan yakni mulai dari 47.095 penumpang pertahun menjadi 207.503 penumpang pertahun pada 2013.
“Jika belum dikembangkan penumpangnya sudah bertambah secara signifikan, apalagi kalau telah dikembangkan, pasti akan lebih banyak penumpang yang bisa mengakses transportasi udara dari dan menuju Nias,” tambahnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Perhubungan Udara Santoso Eddy Wibowo mengatakan bandara tersebut telah masuk dalam Keputusan Menteri Perhubungan No. 69/2003 tentang tatananan kebandarudaraan. Rencananya bandara tersebut bakal dikembangkan dengan menggunakan APBN dengan nilai total mencapai Rp600 miliar.
“Pemerintah Nias telah menyediakan lahan, untuk pembangunan dan pengembangan. Kami akan membangun sisi udara yakni landasan pacu yang akan dikembangkan menjadi 2.600 meter mulai akhir tahun ini hingga 2015,” ujarnya.