Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CT: Perilaku Masyarakat Indonesia Ibarat OKB

Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung menyebut sifat masyarakat Indonesia seperti orang kaya baru (OKB).
Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung (tengah) berbincang dengam Menteri BUMN Dahlan Iskan (kedua kiri) dan Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo (kiri) di sela rapat koordinasi tentang LPG dan BBM bersubsidi di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Senin (8/9/2014). /ANTARA
Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung (tengah) berbincang dengam Menteri BUMN Dahlan Iskan (kedua kiri) dan Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo (kiri) di sela rapat koordinasi tentang LPG dan BBM bersubsidi di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Senin (8/9/2014). /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung menyebut sifat masyarakat Indonesia seperti orang kaya baru (OKB).

Hal itu disebabkan oleh perilaku yang menunjukkan lebih banyak konsumsi (spending) dibandingkan dengan ditabung (saving), seiring dengan meningkatnya masyarakat kelas menengah dan bonus demografi yang dialami Indonesia.

"Sifat OKB kan lebih banyak spending dari pada ditabung, itu yang sekarang terjadi. Spending lebih banyak dan itu kenapa konsumsi domestik mendominasi pertumbuhan ekonomi hingga 60%," paparnya saat peluncuran buku dengan tema 21 Million Good Jobs and Double Digit Growth di Jakarta, Kamis (9/10/2014).

Dengan perilaku tersebut, dirinya mengatakan permintaan produk barang dan jasa meningkat drastis, tapi tidak bisa diimbangi dengan pasokan sehingga tercipta gap atau celah yang mengharuskan adanya impor.

"Ini mengapa defisit neraca perdagangan terjadi, bukan karena tiba-tiba tapi dari meningkatnya permintaan dari dalam negeri," katanya.

Untuk itu, menurutnya perlu ada pengaturan yang baik dari potensi bonus demografi yang tengah dialami Indonesia, yakni dengan meningkatkan pasokan dan produksi barang dan jasa agar tidak melakukan impor.

"Harus di-manage supaya budaya konsumsi dapat dialihkan pada saving, dan uangnya bisa digunakan untuk hal-hal positif," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper