Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Mebel Ingin Raup Pangsa Pasar Global 2%

Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajian Indonesia (Asmindo) memproyeksikan lima tahun lagi industri mebel dapat menghasilkan lebih dari 2% produksi mebel global.
  Pengusaha mebel ingin perkuat pemasaran global. Foto ilustrasi. /
Pengusaha mebel ingin perkuat pemasaran global. Foto ilustrasi. /

Bisnis.com, JAKARTA-- Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajian Indonesia (Asmindo) memproyeksikan lima tahun lagi industri mebel dapat menghasilkan lebih dari 2% produksi mebel global.

Ketua Komisariat Daerah Asmindo untuk Dewan Perwakilan Daerah Jawa Timur Liem Laurentius mengatakan persentase itu setara dengan US$8 miliar – US$10 miliar per tahun. Selanjutnya dalam sepuluh tahun mendatang industri ditargetkan mampu memasok 5% dari pangsa pasar mebel dunia.

Sejalan dengan target perluasan pangsa pasar, pelaku industri juga menginginkan peningkatan pendapatan ekspor US$800 juta per tahun atau menjadi US$2,8 juta pada tahun depan. “Market global mulai bergeliat. Tapi kami ambil angka US$2,8 miliar, itu yang realistis meskipun kemungkinan akan lebih dari itu,” ujar Liem saat dihubungi Bisnis, Kamis (2/10/2014).

Konten lokal furnitur kayu dan rotan olahan hampir 100%. Artinya biaya produksi barang ini menggunakan rupiah tetapi transaksi ekspor menghasilkan dolar. Walhasil industri mebel termasuk sektor yang relatif tahan diterpa krisis ekonomi, khususnya berupa depresiasi rupiah terhadap dolar AS.

Asmindo mengakui semakin lemah mata uang Garuda di hadapan dolar AS akan meningkatkan devisa ekspor. Kendati demikian pelaku industri mengaku tak menginginkan rupiah terdepresiasi sampai Rp12.000 per dolar seperti belum lama ini.

Asumsi ekspor tahun depan senilai US$2,8 miliar pun tak menggunakan kisaran kurs Rp12.000 per dolar. Pasalnya level tersebut tidak bersifat jangka panjang alias hanya temporer. Pebisnis menggunakan asumsi kurs Rp11.500 – Rp11.700 per dolar AS.

“Naiknya ekspor mebel [tahun ini] jadi US$2 miliar maka secara volume meningkat sekitar 15%. Kalau ekspor mencapai US$2,8 miliar maka volume naik sektiar 30%,” ucap Liem.

Sejalan dengan cita-cita peningkatan kinerja ekspor maka produsenpun berupaya menjajaki pasar baru. Mebel buatan Indonesia selama ini banyak dijual ke Asean, Jepang, Korea, Amerika Serikat, dan Eropa seperti Belanda dan Jerman.

Pebisnis hendak memperdalam pemasaran di Afrika dan Timur Tengah. Pemasaran produk tentunya disesuaikan dengan karakter konsumen setempat. Pembeli di negara maju, imbuh Liem, pada umumnya menginginkan produk berkualitas tinggi dan sesuai dengan gaya hidup terkini.

Pemerintah dan pebisnis berharap pamor mebel Indonesia terdongkrak melalui pameran khusus, seperti International Furniture and Craft Fair Indonesia (Iffina). Gelaran selama 14 – 17 Maret 2015 diharapkan menghasilkan transaksi on the spot senilai US$600 juta.

Iffina akan berlangsung di Eco Green park Senayan di areal 15.000 meter persegi. Pameran ini ditargetkan mampu menggaet minat 4.500 orang untuk berkunjung dari 100 negara. Pada tahun ini tercatat ada 4.500 orang pembeli dari 90 negara datang ke Iffina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Setyardi Widodo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper