Bisnis.com, JAKARTA – Indeks pembelanjaan manufaktur Indonesia meningkat pada September 2014, menyusul membaiknya kondisi bisnis di sektor tersebut pada periode itu.
Data PMI (Purchasing Managers’ Index) dari HSBC mencatat PMI Indonesia pada September 2014 menguat ke 50,7 dari 49,5 pada Agustus 2014. Ekspansi baik di output maupun pesanan baru (new order) memacu peningkatan sektor manufaktur secara keseluruhan.
Su Sian Lim, Ekonom HSBC untuk Asia Tenggara, mengatkan kinerja sektor manufaktur yang membaik pada September 2014 memberikan sedikit kelegaan, dan menegaskan bahwa kontraksi PMI Agustus lebih merupakan jeda sementara dibanding pembalikan tren.
“Dengan demikian, ekspansi PMI September bersifat moderat. Penurunan lebih jauh pada pembayaran gaji dan kontraksi backlog pekerjaan yang terus berlanjut mengindikasi kondisi sektor itu tetap moderat dalam jangka pendek,” ujarnya dalam rilisnya di situs resmi HSBC, Rabu (1/10/2014).
Dia menambahkan, tekanan lebih lanjut pada sektor ini berasal dari kenaikan biaya bahan baku, yang, menilik dari kenaikan kecil harga output, tidak mudah untuk diteruskan ke tingkat konsumen.
“Namun demikian, dari perspektif makro laju ekspansi manufaktur yang tenang adalah berita positif bagi defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang tengah melebar,” jelas Lim.