Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

903 Hektare Padi Di Jatim Puso

Sebanyak 903 hektare (ha) pertanaman padi di Jawa Timur gagal panen alias puso karena kekurangan air maupun kebanjiran.

Bisnis.com, SURABAYA — Sebanyak 903 hektare (ha) pertanaman padi di Jawa Timur gagal panen alias puso karena kekurangan air maupun kebanjiran. 

Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur Wibowo Eko Putro menguraikan dari total luas tanaman padi yang puso, 533 ha di antaranya akibat kekeringan dan 370 ha akibat terendam air. Semua yang tergolong puso memiliki kerusakaan tanaman di atas 75%.
 
“Kami sudah prediksikan ini sehingga telah disediakan bibit untuk meringankan beban petani saat musim tanam selanjutnya,” jelasnya, Jumat (19/9/2014).
 
Menurutnya, potensi produksi gabah yang hilang akibat kekeringan 3.198 ton dan yang hilang akibat kebanjiran 2.220 ton. Potensi kehilangan panen tersebut dinilai tidak akan mengganggu persediaan beras Jawa Timur.
 
“Angka ramalan I produksi gabah diprediksi 12,1 juta ton naik dari tahun lalu 12,04 juta ton tahun lalu. Surplusnya 4,2 juta ton setara beras,” tambahnya.
 
Dia menuturkan produksi 12,1 juta ton tersebut dihasilkan luas pertanaman padi 2,17 juta hektare. Sehingga bila diperbandingkan maka luasan lahan yang rusak kecil dibandingkan yang berproduksi.
 
Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jawa Timur Ahmad Nur Falakhi menguraikan lokasi lahan yang mengalami kekeringan di antaranya tersebar di Bojonegoro, Lamongan dan Tuban. Daerah yang sama pada saat yang sama mengalami banjir luapan Bengawan Solo.
 
“Problemnya air sungai tidak bisa dikendalikan karena kiriman dari hulu. Jadi meski di satu daerah ada kekeringan, di tempat lainnya ada air yang meluap,” jelasnya. 
 
Oleh karenanya, kata dia, proyek pembangunan bendungan di Bojonegoro diharapkan bisa mengelola sumber daya air. Termasuk saat yang sama penggalakan pembangunan embung bisa digunakan mengatasi kekeringan.
 
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Sudarmawan menguraikan kemarau diprediksi berlangsung hingga pertengahan November. Terdapat 22 daerah rawan krisis air, di antaranya Bojonegoro, Ngawi, Tuban, Magetan dsb.
 
Meskipun demikian, kata dia, jajarannya akan memprioritaskan penyediaan air bagi kebutuhan harian masyarakat dalam musim kemarau kali ini, tidak untuk pertanian. Disediakan anggaran Rp3 miliar guna membantu ketersediaan air tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper