Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerimaan Bea Cukai: Realisasi Hingga Agustus Baru Dekati 60% Dari Target

Ditjen Bea dan Cukai memperkirakan target penerimaan bea dan cukai tahun ini tidak tercapai mengingat realisasi Januari-Agustus 2014 hanya Rp103,82 triliun, atau 59,76% dari target APBN-Perubahan 2014 sebesar Rp173,73 triliun.
Logo Bea Cukai/bcngurahrai.beacukai.go.id
Logo Bea Cukai/bcngurahrai.beacukai.go.id

Bisnis.com, JAKARTA -- Ditjen Bea dan Cukai memperkirakan target penerimaan bea dan cukai tahun ini tidak tercapai mengingat realisasi Januari-Agustus 2014 hanya Rp103,82 triliun, atau 59,76% dari target APBN-Perubahan 2014 sebesar Rp173,73 triliun.

Scenario best case untuk outlook penerimaan bea dan cukai tahun ini sebesar Rp169,7 triliun atau 98% dari target APBN-P 2014,” ujar Direktur Penerimaan, Peraturan Kepabeanan dan Cukai Ditjen Bea dan Cukai Susiwijono Moegiarso ketika dihubungi, Jumat (12/9/2014).

Dia mengungkapkan kinerja penerimaan bea keluar paling buruk dibandingkan dengan penerimaan bea masuk dan cukai.

Ditjen Bea dan Cukai menghitung penerimaan bea keluar hingga tahun ini hanya Rp15,85 triliun atau 76,92% dari target.

Menurutnya, salah satu penyebab anjloknya penerimaan bea cukai disebabkan belum adanya realisasi ekspor dari perusahaan tambang terbesar di Indonesia, yakni PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara sejak 12 Januari s.d. 31 Juli 2014.

“Ekspor mineral pada 1 -11 Januari 2014 menyumbang penerimaan sebesar Rp282,8 miliar. Alhasil, realisasi penerimaan bea keluar hingga Agustus 2014 sebesar 9,03 triliun atau 43,87% dari target Rp20,6 triliun,” katanya.

Sementara itu, untuk bea masuk, Susiwijono menghitung realisasi penerimaan bea masuk masih berpeluang mencapai 100% pada akhir tahun nanti. Adapun, realisasi hingga saat ini sebesar Rp20,74 triliun atau 58,16% dari target sebesar Rp35,68 triliun

Menurutnya, penerimaan bea masuk akan dipengaruhi ekonomi global, volume perdagangan dunia dan ekonomi Indonesia.

Dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun ini 3,6%, volume perdagangan dunia 4,3% dan ekonomi Indonesia sebesar 5,5%.

Meskipun begitu, pemerintah juga akan melakukan ekstra effort internal guna mengejar target penerimaan tersebut a.l.meningkatkan akurasi nilai pabean, klasifikasi barang, pemeriksaan fisik, joint audit dengan Ditjen Pajak dan lain sebagainya.

Dari sisi cukai, Susiwijono menghitung penerimaan dari cukai akan mencapai Rp118,18 triliun atau 100,62% dari target sebesar Rp117,45 triliun.

Adapun, realisasi hingga Agustus sebesar Rp74,03 triliun atau 63,03% dari target.

Optimisme tersebut muncul disebabkan volume produksi hasil tembakau yang diperkirakan mencapai 353 miliar batang atau naik 3,24% dari volume produksi hasil tembakau tahun lalu sebanyak 341,9 miliar batang.

Kendati demikian, pihaknya tetap melakukan internal effort a.l. dengan cara menerapkan Sistem Aplikasi Cukai secara sentralisasi, uji coba pembayaran cukai melalui billing system, sosialisasi dan penyuluhan kepada stakeholders, serta audit terhadap para pengusaha barang kena cukai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper