Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PELABUHAN CILAMAYA: Pemprov Jabar Minta Status Dipertegas

Pemerintah Provinsi Jawa Barat meminta status dan skala layanan Pelabuhan Laut Cilamaya, Karawang diperjelas jika memang hendak ada perubahan.
Kepala Bappeda di Bekasi dan Karawang memastikan jika nilai ekspor di kawasan industri bisa mencapai Rp 30 triliun per tahun. /Bisnis.com
Kepala Bappeda di Bekasi dan Karawang memastikan jika nilai ekspor di kawasan industri bisa mencapai Rp 30 triliun per tahun. /Bisnis.com

Bisnis.com, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat meminta status dan skala layanan Pelabuhan Laut Cilamaya, Karawang diperjelas jika memang hendak ada perubahan.

Kepala Badan Perencaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar Denny Juanda mengatakan pro-kontra kelanjutan proyek tersebut harus segera dituntaskan pemerintah pusat.

Menurutnya, jika Cimalaya akan dilanjutkan kejelasan status, apakah akan menjadi pelabuhan laut internasional atau feeder semata, itu harus kembali dibahas.

"Kami inginnya jadi pelabuhan laut internasional selain Tanjung Priok. Cilamaya posisinya apakah internasional atau terdefinisi?" katanya seusai Rapim Infrastruktur Jabar di Bandung, Senin (8/9/2014).

Menurutnya, harus ada alasan lain yang memungkinkan proyek tersebut digeser atau berubah di luar urusan terganggunya jalur pipa Pertamina.

Denny menilai alasan Pelindo yang mengkhawatirkan keberadaan Cilamaya hanya membuat pelabuhan tersebut dilalui kapal-kapal kecil dan sejumlah risiko bisnis lainnya jauh lebih kuat dibanding persoalan Pertamina.

Jika pro kontra pelabuhan ini hanya berangkat dari persoalan keberadaan jalur pipa minyak dan eksplorasi Pertamina di wilayah tersebut secara teknis masih bisa dicarikan jalan keluar. Apalagi posisi proyek tersebut saat ini masih dalam tahapan studi belum ke investasi.

"Kalau memang mengganggu jalur pipa, reposisi saja digeser sedikit-sedikit. Di wilayah itu kan tidak hanya Cilamaya, tetapi ada Ciparage. Pokoknya niat awal membangun pelabuhan tidak berubah," katanya.

Denny menilai sejak studi dilakukan sejumlah perubahan desain telah dilakukan, seperti mengatur posisi pelabuhan yang akhirnya digeser ke arah laut dari darat.

Selain itu desain jalan layang yang awalnya akan memakai lahan sawah seluas 600 hektar kini sudah berubah dengan hanya 200 hektar yang dimanfaatkan.  "Kalau itu didesain ulang, kebutuhan lahan sawah kemungkinan akan kembali berkurang," ujarnya.

Menurutnya, adalah wajar jika Cilamaya diperuntukan bagi pelabuhan ekspor-impor oleh sejumlah pelaku industri di Cikarang dan Bekasi. Pelabuhan Cilamaya sebagai gerbang laut ke dunia internasional, dipandang lebih ekonomis dan memudahkan dibanding mengirim barang ke Tanjung Priok.

"Kepala Bappeda di Bekasi dan Karawang memastikan jika nilai ekspor di kawasan industri bisa mencapai Rp 30 triliun/tahun. Keberadaan pelabuhan di sana mempercepat arus barang," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper