Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pejabat Ini Bilang Tujuan Subsidi Pupuk Petani Tidak Jelas, Kok Bisa?

Deputi Bidang Sumber Daya Alam (SDA) dan Lingkungan Hidup Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Endah Murniningtyas mengatakan tujuan subsidi pupuk tidak jelas.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Deputi Bidang Sumber Daya Alam (SDA) dan Lingkungan Hidup Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Endah Murniningtyas mengatakan tujuan subsidi pupuk tidak jelas.

Menurutnya, subsidi pupuk dapat dialihkan dengan peningkatan jumlah tenaga penyuluh pertanian. Dia menilai tenaga penyuluh pertanian saat ini berorientasi penjualan produk pertanian bukan peningkatan kapasistas petani.

"Penyuluh sekarang seperti tenaga pasar produk. Penyuluh sudah waktunya harus melihat masalah petani dan bagaimana cara meningkatkan produksi pertaniannya," kata Endang, belum lama ini.

Menurutnya, petani dihadapkan pada masalah dengan sulitnya mendapatkan akses permodalan kredit.

Ketum Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) Bayu Krisnamurthi menyebutkan angka subsidi pupuk dua tahun terakhir meningkat. Anggaran subsidi pupuk lebih besar dibandingkan dengan anggaran Kementerian Pertanian.

Bayu mengutarakan subsidi pupuk pada 2014 mencapai Rp21 triliun yang naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya senilai Rp14,8 triliun. Pada APBN-Perubahan belum lama ini, anggaran untuk Kementan senilai Rp15,5 triliun. Anggaran itu setelah dipotong Rp4,4 triliun.

Anggaran yang jomplang di antara keduanya tersebut, kata Bayu, sudah semestinya tidak dipertahankan lagi.

Di sisi lain, menurutnya, anggaran pertanian belum menyentuh riset dan teknologi pertanian. Kedua hal itu harus dimaksimalkan perannya supaya petani dapat memantau iklim dengan teknologi, memiliki teknologi pasca panen seperti pengolahan, penyimpanan, dan pengangkutan pasokan pangan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper