Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah diminta melobi Rusia untuk membuka kran perdagangan ikan yang terhenti sejak 1 Juli 2013 lalu dengan alasan ikan asal Indonesia tercemar radiasi nuklir.
Ketua Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia Thomas Darmawan mendesak pemerintah untuk lebih gencar melakukan lobi dengan pihak Rusia untuk membuka kembali kerjasama perdagangan di sektor kelautan.
Menurutnya, perlu peran tiga lembaga untuk melakukan lobi, yakni kementerian luar negeri yang menjadi ujung tombak lobi, kementerian perdagangan yang berperan membuka keran ekspor, dan kementerian kelautan dan perikanan yang menangani permasalahan teknis.
"Tiga kementerian itu harus melakukan lobi secepatnya. Rusia kan juga ingin meningkatkan ekspor ke kita. Potensi pasar Rusia sangat besar, tapi tergantung pemerintah," kata Thomas kepada Bisnis.com, Selasa (2/9/2014).
Menurut Thomas perdagangan ikan dengan Rusia bisa mencapai US$55 juta per tahun. Dengan kondisi saat ini, di mana Rusia melakukan embargo terhadap Amerika dan Uni Eropa, nilai transaksi diprediksi bisa lebih besar.
"Harusnya untuk Indonesia bisa naik menjadi US$100 juta [per tahun]. Itu dengan jaminan ketersediaan barang dan peran pemerintah," ujarnya.
Pemerintah Didesak Melobi Perdagangan Ikan Dengan Rusia
Pemerintah diminta melobi Rusia untuk membuka kran perdagangan ikan yang terhenti sejak 1 Juli 2013 lalu dengan alasan ikan asal Indonesia tercemar radiasi nuklir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Tegar Arief
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
17 menit yang lalu
Setelah GJTL, Giliran Saham ABMM Diborong Lo Kheng Hong
1 jam yang lalu
Tekanan Harga Batu Bara dari Banjir Produksi China
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
18 menit yang lalu
Rupiah Ambruk, Bahlil Wanti-wanti Dampak ke Impor BBM & LPG
57 menit yang lalu
Pekerja Informal Jadi Beban Ekonomi Indonesia?
1 jam yang lalu