Bisnis.com, JAKARTA – Inflasi tahunan 2014 diprediksi menyentuh angka 8,5% apabila pemerintahan Joko Widodo menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada tahun ini.
Rangga Cipta, Ekonom dari PT Samuel Sekuritas, mengatakan meskipun pemerintahan saat ini menolak proposal penaikan harga BBM bersubsidi, sepertinya presiden terpilih Jokowi berencana melakukan hal itu tahun ini.
Ditilik dari kacamata ekonomi, lanjutnya, untuk mencegah konsumsi BBM melebihi kuota 2014 dan mempertimbangkan terbatasnya waktu sebelum akhir tahun, setidaknya diperlukan kenaikan harga sebesar 30%.
“Dalam kasus itu, kami melihat kemungkinan bahwa inflasi sepanjang 2014 dapat melonjak menjadi 8,5% year-on-year atau 350 basis poin lebih tinggi dari proyeksi kami saat ini,” ujar Rangga melalui hasil riset yang diterima Bisnis, Selasa (2/9/2014).
Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi secara year-on-year Agustus 2014 terhadap Agustus 2013 menyentuh 3,99%. Sementara itu, inflasi tahunan 2013 mencapai 8,38%.
Bank Indonesia, seperti dikutip bisnis.com, memprediksi inflasi hingga akhir tahun berpotensi berada di batas atas kisaran 4,5-5,5% mengingat harga yang diatur pemerintah atau administered price mulai berjalan pada 1 Juli 2014.