Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Perindustrian siap mengakomodir kebutuhan investor di sektor apapun, baik industri petrokimia, telekomunikasi, hingga makanan minuman (mamin) asalkan investor benar serius menanamkan kapital di Indonesia.

 

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan pihaknya hanya ingin konsentrasi terhadap rencana investasi yang serius saja. Nilai penanaman kapital tak besar bukan masalah asalkan investor bersangkutan serius merealiasikan proyeknya.

 

“Saya mau konsentrasi ke yang lebih serius saja. Karena bisa juga perusahaan mendatangi kami bilang mau investasi tetapi hanya untuk pencitraan agar sahamnya naik,” tuturnya, di Jakarta, Rabu (27/8/2014).

 

Pasalnya tidak sedikit perusahaan gembar-gembor soal rencana investasi di Indonesia tetapi cuma tarik ulur terus. Pada umumnya sikap seperti ini bermaksud memberikan pencitraan positif agar aksi korporasinya terlihat aktif.

 

Salah satu kabar investasi yang mulai kehilangan perhatian Kemenperin adalah proyek yang ditukangi Hon Hai Precision Industry Co. Ltd. (Foxconn). Sampai sekarang ada saja yang dijadikan penghambat realisasi investasi mereka.

 

Produsen komponen berbagai perangkat gadget tersebut berencana membangun pabrik perakitan di Indonesia pada Oktober 2014. Tapi hingga kini ada saja kendala yang dialammi perusahana asal Tiawan itu, seperti ketersediaan lahan yang cocok.

 

“Tidak penting Foxconn mau lahan di mana, yang penting mereka benar mau investasi di sini. Kami sudah berhubungan dua tahun dengan mereka, semakin hari semakin tidak jelas,” ucap Hidayat.

 

Foxconn membutuhkan lahan seluas 200 hektar di KBN Marunda untuk pabrik dan pusat riset. Tapi lokasi itu dinilai tidak cocok untuk industri informasi. Sejauh inipun belum ada kesepakatan antara PT KBN dengan Foxconn.

 

Lahan yang tersedia di KBN tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan Foxconn. Apalagi perusahaan ini menuntut biaya sewa alias gratis.  Nilai investasi yang digembar-gemborkan Foxconn untuk ditanam di Indonesia senilai US$1 miliar.

 

Menurut Hidayat permasalahan sebetulnya bukanlah soal lokasi karena Indonesia punya banyak opsi kawasan industri. “Isu sebenarnya adalah perhitungan bisnis atas investasi mereka di Indonesia. Harapan kami ke Foxconn menipis,” ucapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Others
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper