Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indal Aluminium Incar Pertumbuhan Harga 20%

PT Indal Aluminium Industry Tbk mengincar pertumbuhan harga produk aluminium hingga 20% setelah menginvestasikan US$2 juta untuk menambah fasilitas produksi atau coating (mesin pelapis aluminium) tahun ini.

Bisnis.com, SURABAYA - PT Indal Aluminium Industry Tbk mengincar pertumbuhan harga produk aluminium hingga 20% setelah menginvestasikan US$2 juta untuk menambah fasilitas produksi atau coating (mesin pelapis aluminium) tahun ini.

Sekretaris Perusahaan Indal Aluminium Industry Ariawan Wiradinata mengatakan ekspansi penambahan fasilitas tersebut sudah berjalan dan ditargetkan selesai akhir tahun dan mulai beroperasi pada 215.

"Volume produksi tahun ini memang belum ditambah, tetapi kami menambah fasilitas coating agar ada nilai tambahnya sehingga produk yang dijual tidak sekedar aluminium polos. Secara umum harga produk yang pakai lapisan bisa lebih tinggi 10%-20% dari harga standar," jelasnya saat ditemui di sela-sela Halal Bihalal Bursa Efek Indonesia, di Surabaya, Selasa (19/8/2014).

Ariawan menjelaskan harga jual produk aluminium berlapis bisa lebih tinggi lantaran bisa tahan hingga 20 tahun. Kebanyakan, produk berlapis tersebut dikonsumsi untuk proyek-proyek konstruksi dalam negeri seperti proyek high rise building.

"Itu sebabnya, kami lebih banyak memenuhi kebutuhan dalam negeri dulu karena pasar ekspor selama ini hanya membeli aluminium dalam bentuk lonjoran tanpa lapisan-lapisan yang harganya lebih rendah," ujarnya.

Dia menambahkan meski pasar domestik menjadi prioritas, tetapi perseroan tidak mengabaikan pasar ekspor yang memiliki potensi besar ketika pasar ekspor mengalami stagnansi produk. Sehingga anak usaha Maspion Grup itu pun bisa mengekspor lebih banyak ke luar negeri.

Selain itu, pasar dalam negeri saat ini juga lebih terbuka lebar karena adanya pembangunan infrastruktur di luar Jawa seperti Kalimantan dan Sulawesi.

"Selama ada proyek gedung bertingkat, penjualan kami jalan terus. Sekarang ini kami sudah punya pasar di Sulawesi untuk proyek perkantoran dan hotel, tetapi pasar terbesar domestik masih Jakarta dan Jawa Timur," imbuh Ariawan.

Adapun saat ini Indal Aluminium Industry telah memiliki kontrak penjualan produk aluminium untuk konstruksi yakni 23 proyek high rise building, dan 8 proyek lain senilai Rp1,1 triliun dan US$26 juta.

Pada 2012, kapasitas mesin press aluminium ekstrusion adalah 18.000 ton/tahun dan pada 2013 ditambah menjadi 24.000 ton/tahun. Tahun ini pun Indal mampu menghasilkan produk final sekitar 1.500 ton/bulan.

Kontribusi penjualan aluminium di pasar domestik pada 2013 yakni 70% dan ekspor 30%, sedangkan tahun ini penjualan di pasar ekspor ditingkatkan menjadi 39% dan 61% untuk domestik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper