Bisnis.com, JAKARTA—Realisasi investasi baru ke industri di dalam negeri pada semester I/2014 tak sebaik periode yang sama tahun lalu. Suksesi pemerintahan dinilai sebagai faktor utama yang menahan minat investor menanamkan modal.
Secara holistik realisasi penanaman kapital di sektor industri pada semester I/2014 mengalami penurunan secara year-on-year (y-o-y). Penanaman modal asing menyusut 16,2% sedangkan investasi lokal merosot 13,9%.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Franky Sibarani berpendapat pemilihan presiden dan wakilnya menjadi faktor dominan yang menyebabkan perlambatan investasi.
“Investor ingin melihat proses dan hasil pilpres karena ini pergantian pemerintahan,” katanya saat dihubungi Bisnis, Senin (11/8/2014).
Selama 6 bulan pertama tahun lalu penanaman modal asing (PMA) mencapai US$8,01 miliar tetapi periode yang sama tahun ini hanya US$6,71 miliar.
Penanaman modal dalam negeri (PMDN) tercatat Rp26,92 triliun pada semester I/2013 lantas berkurang menjadi Rp23,18 triliun pada semester I/2014.
Industri makanan menjadi kontributor utama pertumbuhan PMDN sepanjang semester pertama. Sektor ini mendulang kucuran investasi senilai Rp9,76 triliun. Andil besar lain berasal dari industri kimia dan farmasi Rp3,45 triliun, dan industri mineral nonlogam Rp3,32 triliun.
Cabang industri yang memberikan sumbangsih besar untuk realisasi PMA adalah industri makanan, kendaraan bermotor plus alat transportasi lain, serta industri kimia dan farmasi. Masing-masing sektor ini menyumbang US$2,06 miliar, US$1,03 miliar, dan US$979,4 juta.