Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perindustrian M.S. Hidayat berpendapat penanganan kisruh dengan Newmont sebetulnya tidaklah sulit. Apalagi sekarang Freeport sudah bersedia membangun smelter tembaga.
Dalam perundingan terakhir yang turut dihadiri Menperin, PT Newmont Nusa Tenggara mengemukakan kesediaan bekerja sama dengan Freeport dalam pembangunan smelter. Dengan demikian semestinya tidak ada yang menyulitkan perseroan dalam merealisasikan hilirisasi mineral.
“Newmont sebelumnya sudah setuju joint bersama Freeport [untuk bangun smelter] jika penyelesaian Freeport sudah selesai. Sekarang Freeport sudah selesai,” ucap Hidayat, di Jakarta, Jumat (8/8/2014).
Keseriusan Freeport untuk membangun smelter terlihat dari kesediaan perseroan menyetor uang jaminan kesungguhan investasi senilai US$115 juta. Sejalan dengan ini pemerintah RI memberikan keringanan tarif bea keluar kepada Freeport.
Dengan demikian Kemenperin menilai penanganan sengketa dengan Newmont tidak sulit dilakukan. Seiring komitmen Freeport membangun smelter maka tak ada alasan lagi bagi Newmont repot memikirkan pewajiban pengolahan hasil tambang di dalam negeri.
Pada prinsipnya, imbuh Hidayat, Newmont tidak perlu membangun sendiri smelter melainkan dapat bergabung dengan pabrik pengolahan milik Freeport. “Nanti smelter mereka akan jadi satu. Tapi Newmont sudah terlanjur tetiba bikin gugatan,” ujarnya.
Catatan saja pada awal Juni 2014, Newmont melayangkan gugatan kepada pemerintah Indonesia menyoal larangan ekspor konsentrat ke International Centre for Settlement of Investment Disputes (ICSID). Perusahaan tambang ini menginginkan putusan sela agar Newmont diizinkan mengekspor konsentrat tembaga.