Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia dinilai masih minim mendapatkan akses keuangan, padahal 99% dari seluruh aktivitas bisnis di Tanah Air berasal dari sektor UMKM.
Kusumaningtuti S Soetiono, Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK mengatakan akses keuangan yang diterima UMKM masih belum sebanding dengan dengan perannya dalam menunjang perekonomian dalam negeri.
“Masih terjadi ketimpangan dalam akses keuangan di dunia usaha. Untuk itu literasi keuangan juga amat penting bagi kalangan UMKM,” katanya dalam seminar Strategi dan Tantangan Edukasi Keuangan Bagi Ibu Rumah Tangga dan UMKM di Jakarta, Kamis (7/8/2014).
Data Kementerian Koperasi dan UMKM pada 2012 mencatat jumlah UMKM dalam negeri mencapai 56 juta unit dengan komposisi mencapai 99% dari total pelaku bisnis di Indonesia.
Kontribusi UMKM dalam dunia kerja juga mencapai 97% atau menampung 107 juta tenaga kerja dari seluruh tenaga kerja dalam negeri.
Namun, jumlah yang besar tersebut hanya menerima 18% dari total penyaluran kredit perbankan yang mencapai Rp3.500 triliun. Sementara UMKM hanya menerima kucuran kredit Rp635 triliun, artinya hanya Rp11,2 juta per unit UMKM.
Sedangkan usaha skala besar yang berjumlah 4.968 menerima kucuran kredit masing-masing mencapai Rp575 miliar.
“Timpang sekali. Makanya tahun ini kami menfokuskan edukasi kepada UMKM dan ibu rumah tangga (IRT) yang memiliki kontribusi besar di sektor keuangan,” ujarnya.
Dia menyebutkan hasil survei OJK tahun lalu di 20 provinsi yang melibatkan 8.000 responden juga menunjukkan tingkat literasi dunia usaha, terutama UMKM masih rendah. Tingkat literasi UMKM baru mencapai 40,70%, dan tingkat utilisasi 60,62%.