Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KOMODITAS HORTIKULTURA: Industri Pengolahan Dibutuhkan

Bisnis.com, JAKARTAPakar agribisnis mengemukakan pemerintahan baru harus beranibermanuver dengan mengondisikan terbentuknya industrialisasi sayurandemi mengatasi dampak buruk musiman yang merugikan petani sekaligus
konsumen.

Anggota Komite Ekonomi Nasional (KEN) Hermanto Siregar menjabarkan,
faktor musiman kerap membuat pasokan dan harga komoditas cabai
mendadak melambaung atau anjlok dan hal ini selalu dialami setiap
tahun. Oleh sebab itu, katanya, sudah semestinya pemerintah bisa
menangani persoalan ini.

Kan ini selalu [terjadi setiap tahun]. Ketika musim panen, harga
jatuh. Ketika musim paceklik, harga tinggi. Saya selalu menyarankan
penguatan industri hortikultura sayuran di dalam negeri, katanya yang
juga Wakil Rektor IPB ini kepada Bisnis, Senin (14/7).

Hermanto mengungkapkan, industri pengolahan komoditas rentan dan
strategis seperti cabai yang masif sekaligus akan mengurangi beban
pemerintah dari inflasi karena industri ini bisa mengiringi gerak
konsumsi sayuran yang konstan sepanjang tahun.

Dari catatan Bisnis, sejak pekan kedua Juli 2014 harga ragam jenis
cabai jatuh pada level terendah sepanjang tahun ini, yaitu Rp3.000/kg
untuk cabai keriting, sementara cabai besar dan rawit merah hanya
mampu menembus Rp4.000/kg.

Dia mengemukakan, industri pengolahan cabai akan membantu menyerap
kelebihan stok yang dihasilkan petani ketika panen raya. Sebaliknya,
papar Hermanti, ketika petani masuk ke musim paceklik, konsumen tetap
mendapatkan komoditas ini dengan harga yang sama.

Selain itu, Hermanto mengatakan, industri pengolahan juga nantinya
akan membuat pilihan produk yang lebih bervariasi, antara lain seperti
pasta atau cabai kering. Permintaan cabai kan tinggi, industri pasti
tidak akan rugi.

Dari sudut pandang industri, tuturnya, bukan hanya cabai yang
prospektif untuk diolah, melainkan juga komoditas yang masa
penanamannya tidak terlalu lama, yaitu seperti tomat.

Namun, Hermanto memberikan prasyarat agar industrialisasi nantinya
tidak lantas meninggalkan petani. Hal itu, katanya, adalah adanya
komitmen kemitraan atau farming contract antara pengusaha dan petani,
utamanya berkaitan dengan volume dan standarisasi mutu bahan baku yang
dihasilkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya
Editor : Others

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper