Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PULP & KERTAS: RAPP Targetkan Produksi 2,7 Juta Ton

PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) menargetkan memproduksi 2,7 juta ton pulp dan 800.000 ton kertas tahun ini, meskipun tidak menerima kayu dari mitra pemasok yang belum selesai melakukan kajian nilai konservasi tinggi.
Pabrik kertas. RAPP targetkan produksi 2,7 juta ton/Bisnis
Pabrik kertas. RAPP targetkan produksi 2,7 juta ton/Bisnis

Bisnis.com, PEKANBARU — PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) menargetkan memproduksi 2,7 juta ton pulp dan 800.000 ton kertas tahun ini, meskipun tidak menerima kayu dari mitra pemasok yang belum selesai melakukan kajian nilai konservasi tinggi.

Mulia Nauli, Direktur RAPP, mengatakan kebijakan pengelolaan hutan lestari yang tidak lagi menggunakan kayu alam murni dari mitra pemasok tidak akan mengganggu jumlah pulp dan kertas yang diproduksi perusahaan. Pasalnya, saat ini, mayoritas pasokan kayu berasal dari hutan konsensi milik perusahaan.

“Kami memiliki beberapa mitra pemasok, tetapi itu hanya penopang. Kami mengutamakan pasokan kayu dari konsensi yang dimiliki RAPP,” katanya di Pekanbaru, Selasa (15/7/2014).

Dalam kebijakan hutan lestari yang akan diterapkan RAPP dan Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) menyebutkan perusahaan hanya akan menerima kayu alam campuran dari mitra jangka pendek yang telah selesai melakukan kajian kajian nilai konservasi tinggi atau high conservation (HCV).

APRIL sebagai induk perusahaan RAPP juga menyatakan moratorium dalam menerima kayu dari semua mitra yang belum menyelesaikan penilaian HCV. Kemudian perusahaan juga menargetkan seluruh kayu yang masuk ke dalam mill RAPP pada akhir 2019 akan berasal dari hutan tanaman.

Saat ini, perusahaan sedang mengkaji kembali kontrak kerja sama dengan mitra pemasok jangka pendek, untuk memastikan perusahaan tersebut telah melakukan kajian HCV. Dengan begitu, APRIL dapat benar-benar menjalankan kebijakannya untuk tidak menerima kayu dari perusahaan yang belum menyelesaikan HCV.

Mulia meyakini pihaknya tidak akan kekurangan pasokan kayu untuk pabriknya, meskipun hanya mengandalkan kayu hutan tanaman. Dia beralasan pengetahuan dan teknologi yang ada saat ini mampu membuat produktivitas tanaman meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Dulu kami panen setiap 8-10 tahun sekali, sekarang kami mampu memanen setiap lima tahun. Produktivitas tanaman setiap hektare lahannya juga meningkat dari yang sebelumnya 100 ton menjadi 150 ton per hektare,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi
Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper