Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Turunnya Produksi CPO Indonesia

Sekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono mengemukakan, ada dua kemungkinan utama yang menyebabkan penurunan produksi kelapa sawit, baik di Sumatra maupun secara nasional.
   Bisnis kelapa sawit dipandang masih sangat menarik. /Bisnis
Bisnis kelapa sawit dipandang masih sangat menarik. /Bisnis
Bisnis.com, JAKARTA--Sekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono mengemukakan, ada dua kemungkinan utama yang menyebabkan penurunan produksi kelapa sawit, baik di Sumatra maupun secara nasional.
 
Pertama, katanya, adalah telah dimulainya kekeringan di beberapa hamparan areal tanam sehingga mengurangi produktivitas areal tersebut.
 
Faktor kedua, tutur Joko, adalah pelaku usaha yang masih menahan investasi atau manuver bisnisnya karena situasi ekonomi politik Indonesia yang masih diliputi ketidakpastian akibat berlangsungnya peristiwa politik yaitu Pemilihan Umum 2014.
 
Hal ini masih ditambah dengan kebingungan pengusaha atas siapa yang akan menjadi presiden RI berikutnya.
 
"Praktis semua [investasi] setop dulu. Kami masih menunggu ini pemerintah [baru] nya siapa. Kan yang penting bagi pengusaha itu kepastian. Iya kan?" ungkap Joko kepada Bisnis.com, Jumat (11/7/2014)
 
Selain itu, dia memaparkan bahwa industrialis juga menunggu bagaimana kira-kira posisi pemerintah baru terhadap industri kelapa sawit dan turunannya. Joko mengatakan penting untuk mengetahui bagaimana sentimen presiden baru terhadap industri ini.
 
Joko menjelaskan, sampai saat ini bisnis kelapa sawit masih sangat menarik, baik di hulu atau pembukaan perkebunan, maupun di hilir seperti pengolahan atau produk turunannya.
 
Saat ini investor asing yang mencari partner juga banyak, dari Korea dan Jepang. Apalagi kalau kita ngomong food-based, itu masih sangat prospektif sekali, katanya.
 
Di sisi lain, Joko menepis anggapan bahwa akan terjadi gejolak pada industri nasional apabila kewajiban pencantuman eco-labelling jadi diterapkan di pasar Uni Eropa (UE).
 
Dia mengungkapkan bahwa sejumlah lembaga non-pemerintah asing akan terus mengusik industri kelapa sawit Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya
Editor : Setyardi Widodo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper