Bisnis.com, JAKARTA -- Kepala Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih memprediksi performa impor baru akan tertopang dari lini barang modal setelah pemerintah yang baru merealisasikan janjinya terkait pembangunan infrastruktur.
Jika Joko Widodo menjadi Presiden RI periode 2014-2019 maka capres yang unggul dalam sejumlah perhitungan cepat pada pilpres 9 Juli ini diharapkan membuat gebrakakan pertama di sektor infrastruktur.
“Infrastruktur itu kan butuh banyak barang modal, seperti besi dan baja. Seharusnya dengan itu, impor akan naik lagi,” kata Lana kepada Bisnis, Kamis (10/7/2014).
Selain itu, program Jokowi yang membebaskan pembelian properti oleh perusahaan asing diharapkan menjadi sumber impor barang modal yang paling besar.
Hanya saja, prospek tersebut kemungkinan baru akan terealisasi secara optimal pada 2015.
“Kalau misalnya kebijakan itu bisa dimulai 2015, perusahaan-perusahaan properti pasti sudah mulai ancang-ancang untuk stok. Mereka tidak perlu menunggu sampai peraturannya keluar untuk mengimpor. Saya kira, sekarang pun mereka sudah siap-siap untuk membangun. Dan itu pasti butuh banyak barang impor,” lanjutnya.
Atas pertimbangan tersebut, Lana memproyeksi rebound pada kinerja impor baru akan terlihat signifikan mulai tahun depan. Sementara itu, kinerja impor hingga tahun ini kemungkinan masih akan tertahan, paling tidak hingga kabinet baru terbentuk pada Oktober atau November.