Bisnis.com, JAKARTA—Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) menilai pasar kertas dalam negeri sangat menjanjikan dan bahkan dapat mendorong efisiensi biaya hingga 10% dibandingkan jika harus melakukan ekspor.
Wakil Wakil Ketua Umum APKI Rusli Tan mengatakan perlu biaya tambahan yang harus dikeluarkan para pelaku usaha pulp dan kertas dalam melakukan penjualan ke luar negeri.
“Biaya-biaya, di antaranya biaya pelabuhan, tax, itu sangat besar. Belum lagi ketatnya peraturan di negara tujuan ekspor. Sebenarnya jika memasarkan ke dalam negeri sendiri, itu lebih menguntungkan,” katanya seperti dikutip Bisnis.com, Rabu (9/7/2014).
Menurut dia, besarnya limpahan kertas impor yang masuk ke Indonesia, secara tidak langsung telah mendorong pelaku usaha di bawah asosiasinya untuk mengekspor sebagian hasil produksinya ke luar.
Secara tingkat konsumsi kertas, dia melihat pasar dalam negeri sebetulnya tidak meningkat atau relatif stagnan. Namun, dia menuturkan untuk kebutuhan retail di bidang pendidikan, potensi pasar tumbuh signifikan.
“Dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah, terlebih yang mengenyam pendidikan S1 dan S2, kebutuhan kertas semakin meningkat,” ujarnya.
Belum terbiasanya masyarakat membudayakan paperless dalam bidang pendidikan, sambungnya, mendorong konsumsi kertas masih tetap meningkat. Dia menyebut peningkatan tersebut mencapai hingga dua kali lipat.