Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia meyakini inflasi bulan puasa tahun ini lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya. Namun, laju yang lebih lambat itu lebih karena pelemahan harga komoditas impor.
Bank sentral memprediksi inflasi Juni berkisar 0,3%-0,4%, di bawah rata-rata historis 0,56% jika mengeluarkan faktor kenaikan harga BBM pada 2008 dan 2013. Demikian pula pada Juli, inflasi diperkirakan di bawah rata-rata historis 0,7%.
Secara tahunan, inflasi Juni diperkirakan 6,6%, turun dari bulan sebelumnya 7,32%, seiring berkurangnya pengaruh kenaikan harga BBM. Laju inflasi tahunan akan terus menurun menuju 4% pada bulan-bulan berikutnya.
Kepala Grup Analisis Ekonomi Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Doddy Zulverdi mengatakan imported inflation memang terjadi karena depresiasi nilai tukar rupiah.
Namun, beberapa komoditas pangan yang selama ini diimpor mengalami koreksi harga di pasar internasional, seperti kedelai dan gandum. Adapun, harga gula dan jagung stabil.
“Sehingga, dampak penurunan harga komoditas itu bisa menutupi dampak depresiasi rupiah terhadap inflasi nasional,” katanya, Rabu (25/6/2014).
Adapun, komoditas pangan yang kerap mendorong inflasi selama bulan puasa hingga Lebaran adalah aneka daging, aneka bumbu, dan beras. Perkembangan harga komoditas itu saat ini menunjukkan peningkatan walaupun masih moderat, menurut pantauan BI.