Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uni Eropa Sarankan Pemerintahan Baru RI Pangkas Subsidi BBM

Uni Eropa (UE) berharap presiden Indonesia yang terpilih pada 9 Juli 2014 nanti tetap terbuka terhadap investasi dan kerja sama dengan regional Eropa.

Bisnis.com, JAKARTA--Uni Eropa (UE) berharap presiden Indonesia yang terpilih pada 9 Juli 2014 tetap terbuka terhadap investasi dan kerja sama dengan regional Eropa.

Duta Besar UE untuk Indonesia dan Asean Olaf Skoog mengatakan pihaknya juga berharap gelaran pemilihan presiden tersebut tidak sampai merusak iklim usaha di Indonesia.

"Yang dibutuhkan Indonesia pada sisa tahun ini adalah menjaga iklim bisnis dan investasi yang bagus, serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi infrastruktur," ujarnya, Sabtu (21/6/2014).

Di sisi lain, Skoog menuturkan Indonesia memiliki prospek ekonomi yang cerah apabila bisa melakukan reformasi secara konsisten, seperti tegas dalam memberantas korupsi.

Dia juga menyarankan kepada pemerintah Indonesia segera memangkas subsidi BBM karena dinilai tidak produktif dan memakan anggaran sangat besar dan terus membengkak sepanjang waktu.

"Apalagi dengan krisis yang saat ini terjadi di Iraq yang membuat harga minyak juga terus melambung. Subsidi minyak tidak bagus untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia karena habis begitu saja," kata Skoog.

Oleh karena itu, katanya, pengalihan subsidi BBM ke sektor-sektor lain lebih diperlukan bagi perkembangan ekonomi Indonesia pada sisa tahun ini.

Mengenai situasi ekonomi terkini di Eropa, Skoog mengatakan bahwa krisis yang terjadi di Benua Biru telah berakhir. "Krisis Eropa sudah berakhir, hanya ada di belakang kita. Sekarang sedang masa pemulihan," ungkapnya.

Dia menjelaskan, sekalipun beberapa tahun belakangan UE masih dalam pemulihan ekonomi, namun pemerintah kawasan yang memiliki 750 juta penduduk itu tidak pernah menghentikan kooperasi.

Lebih-lebih, katanya, di sektor pengembangan pendidikan dan pembangunan. Bahkan pada saat krisis terjadi, dia mengklaim bahwa UE tetap merupakan regional pendonor terbesar di dunia, termasuk di bidang pendidikan.

"Kami butuh untuk terbuka kepada dunia, untuk terus bertahan dalam arus globalisasi. Sebab, kami tidak bisa bertahan tanpa negara dan regional lainnya," papar Skoog.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya
Editor :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper