Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang MEA, IKM Sumut Diprediksi Sulit Bersaing

Penurunan produksi industri kecil dan menengah (IKM) di Sumatra Utara sepanjang kuartal I/2014 menimbulkan kekhawatiran menjelang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Tak hanya itu, rencana penaikan tarif dasar listrik (TDL) per 1 Juli 2014 juga dinilai akan semakin menekan daya saing IKM Sumut
 Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, MEDAN- Penurunan produksi industri kecil dan menengah (IKM) di Sumatra Utara sepanjang kuartal I/2014 menimbulkan kekhawatiran menjelang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Tak hanya itu, rencana penaikan tarif dasar listrik (TDL) per 1 Juli 2014 juga dinilai akan semakin menekan daya saing IKM Sumut.

Pengamat ekonomi IAIN Sumut Gunawan Benjamin mengatakan jika penurunan produksi terus terjadi sepanjang tahun ini, IKM Sumut tidak akan mampu bersaing saat MEA 2015. Dia menyebutkan, tiga produk IKM asal Malaysia, Vietnam, dan Thailand akan memiliki daya saing lebih tinggi.

"Pemprov belum memberikan dukungan maksimal untuk IKM di Sumut. Pemerintah belum fokus mengembangkan potensi khas di seluruh daerah," ujar Gunawan, Senin (9/6/2014).

Dia juga menyayangkan ketidakseriusan pemerintah untuk membina IKM. Padahal, menurut Gunawan, UKM dapat menyokong pertumbuhan dan perekonomian Sumut. Tak hanya itu, IKM juga dapat menyerap tenaga kerja yang cukup besar.

"Jangan sampai nantinya kita ustru bergantung pada produk asal negara lain saat MEA 2015. Secara keseluruhan memang Sumut harus berbenah lebih keras agar bisa bersaing," tambahnya.

Terkait dengan rencana penaikan TDL per 1 Juli 2014, Gunawan menuturkan, IKM Sumut akan semakin tertekan. Pasalnya, IKM Sumut cukup banyak yang menjadi pelanggan listrik berdaya di atas 1.300 VA.

Adapun, lanjutnya, penaikan TDL, akan membuat biaya operasional IKM meningkat. Akhirnya, IKM juga akan menaikkan harga jual produk mereka.

"Kemungkinan efisiensi yang mereka lakukan bukan tak mungkin adalah PHK. Ini jelas akan menambah pengangguran dan tentu saja memicu inflasi. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Sumut akan semakin lambat," ucap Gunawan.

Terpisah, Sekjen Apindo Sumut Laksamana Adhyaksa mengatakan, sebenarnya penaikan TDL dampaknya tidak akan terlalu signifikan jika ada jaminan ketersediaan terus menerus. Keadaan akan berbalik jika pasokan listrik tak menentu.

Dia mencontohkan, akibat pasokan yang tidak menentu, IKM juga harus menanggung biaya operasional yang lebih tinggi untuk perawatan mesin. Laksamana memprediksi, hal ini bisa menghambat pertumbuhan ekonomi Sumut, sehingga tidak akan mencapai 6% pada tahun ini.

Kepala Seksi Statistik Industri BPS Sumut Mawardi memaparkan, kendati masih tumbuh 6,58% secara year on year, produksi sebagian besar sektor IKM Sumut merosot.

Penurunan produksi YoY tertinggi dialami industri pengolahan tembakau yakni 90,41%, diikuti industri jasa reparasi, dan pemasangan mesin 37,47%, alat angkutan 24,09%, dan minuman 19,11%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper